Menjadi seorang single parents bukanlah hal yang mudah. Namun memang perlu dilihat kembali apa saja aspek dalam kehidupan ini yang perlu diprioritaskan. Hubungan dengan anak harus tetap terjalin dengan baik agar pertumbuhan psikologis anak dapat baik.
Pada akhir tahun 2017 tepatnya tanggal 21 Desember, Ernest Prakarsa mengeluarkan sebuah film yang berjudul Susah Sinyal. Film ini berlatar belakang konflik antara ibu dan anak. Lokasi pengambilan gambar dalam film ini terbilang banyak, dengan fokus utama di Sumba.
Hubungan diri dengan orang lain adalah salah satu bidang perhatian utama dalam psikologi. Hubungan seperti itu dimulai sejak awal kehidupan seseorang, dengan hubungan seseorang dengan orang tua dan saudara kandung, tetapi terutama dengan orang tua. (Ryan, 2012)
Dalam fil ini diceritakan bahwa Ellen adalah seorang single parent. Sebagai seorang single parent ia berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan keluarganya. Oleh karena itu ia memutuskan untuk menjadi seorang wanita karir. Sebagai wanita karir, ia banyak menghabiskan waktu di kantor dengan pekerjaannya. Fungsi seorang ibu di rumah digantikan oleh nenek dari Kiara.
Dilihat dari alur cerita di atas kita dapat melihat bagaimana hubungan antara anak dengan orang tuanya tidak terjalin dengan baik. Keadaan dan situasi yang membuat Ellen harus bekerja dan akhirnya tidak memiliki waktu bersama sang anak. Dalam buku Film Theory: An Introduction (2012) dijelaskan bahwa dalam perkembangan normal, seseorang mulai dengan keterikatan pada pengasuhnya, dan ketika seseorang tumbuh, dia belajar untuk berpisah dari mereka dan untuk mencapai keberadaan yang mandiri.
Kiara yang kesehariannya diasuh oleh sang nenek memiliki hubungan yang sangat intim. Hal ini membuat kedekatan mereka terjalin dengan baik. Sampai pada akhirnya sang nenek meninggal dunia yang membuat kiara hancur dan sangat kehilangan. Ellen melihat kondisi dari anaknya tersebut akhirnya memutuskan untuk mencoba merekonsiliasi hubungan yang selama ini renggang. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk berlibur ke Sumba.
Ellen untuk pertama kalinya meninggalkan pekerjaan dan menghabiskan waktu bersama anaknya. Liburan ini tidak hanya sebagai sarana untuk bersenang-senang. Akan tetapi bagi Kiara liburan ini adalah self healing dari berbagai peristiwa yang dialaminya beberapa waktu terakhir. Setelah mengahabiskan waktu untuk berlibur bersama, akhirnya mereka berdua kembali ke Jakarta untuk mulai beraktivitas seperti biasanya lagi.
Kiara mulai mengeksplor dirinya dengan mengasah kemampuannya dalam bernyanyi. Di usia remaja seperti Kiara, banyak orang yang mulai mencari apa yang menjadi keunggulan dari diri mereka masing-masing. Mereka ingin menunjukan kemampuan mereka kepada orang banyak sebagai suatu pembuktian. Alih-alih tenggelam di dalamnya, seseorang memisahkan diri menjadi unit independen miliknya sendiri. Seseorang melakukan ini melalui konstruksi gambar kognitif atau representasi mental dunia. (Ryan, 2012)
Setelah beberapa lama menjalin hubungan yang baik paska liburan, hubungan ibu dan anak ini kembali renggang. Konflik bermula ketika Kiara meminta ibunya untuk hadir dalam audisi menyanyi yang diikuti Kiara. Ellen mengatakan bahwa ia akan datang. Kiara sudah menaruh kepercayaan kepada ibunya dan ia rupanya telah membuat sebuah lagu khusus untuk ibunya.