Lihat ke Halaman Asli

Bugy Johani

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD

Dampak Negatif Media Sosial Dapat Merusak Mental Manusia

Diperbarui: 13 Juli 2021   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Asalamualikum warohmatullahi wabarokatu kembali lagi dengan saya bugy johani saya dari program study ilmukomunikasi fakultas sastra budaya dan komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Baiklah kembali lagi kepada topik kali ini saya akan menuliskan pengalaman dan pandangan saya mengenai sisi positif dan sisi negative dari teknoligi informasi dan komunikasi. Kali ini saya akan menonton atau menyaksikan sebuah film social dilema

Halo teman teman kompasiana semuanya aktivitas apasih yang kalian lakukan saat kalian sedang menunggu sebuah antrian atau antrian ketika kalian sedang menunggu pasti kebanyakan dari kita akan membuka layar handphone kita sendiri dan kita akan membuka sebuah media sosial. 

Saat ini peran media sosial itu sangat penting di kehidupan kita sendiri hampir 24 jam kita akan selalu membuka sebuah media sosial entah itu what sap -- instagram- tiktok -- facebook -- maupun twiter dan masih banyak sosial media yang lainnya. Media sosial menjadi hal yang sangat dekat dengan dengan kehidupan kita maupun dari anak anak sampai dengan orang dewasa. Media sosial juga banyak memberikan sebuah dampak positif bagi kita , dibalik itu media sosial juga banyak memberikan dampak negative bagi kehidupan kita sehari hari.

Film dokumenter terbaru dari Netflix "Social Dilemma" menggambarkan dampak negatif media sosial atau dunia maya. Film dokumenter ini diproduksi oleh Jeff Orlowski dan akan tersedia untuk streaming di Netflix mulai 9 September 2020. "Dilema sosial" memaparkan dampak negatif media sosial, antara lain penyebaran informasi/lelucon palsu, pengurangan interaksi manusia, cara kerja dan pengaruh iklan di Internet, dampak kesehatan mental manusia, dan politik nasional. Kepentingan sebuah Negara . 

Yang menarik, dalam film dokumenter ini, orang-orang di balik layar platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram juga berkali-kali diwawancarai. Ironisnya, mereka yang selama ini bekerja keras untuk "membuat" platform media sosial ini kini khawatir akan berdampak jangka panjang. Tanpa disadari, sebuah platform dapat berdampak besar pada 2 miliar orang. 

Di dalam film ini menceritakan seluruh industry teknologi berada di bawah pengawasan tingkat baru study baru mengungkapkan sebuah kaitan antara kesehatan mental manusia terhadap penggunaan sebuah media sosial , puluhan juta warga amerika sangat kecanduan dengan hanphone mereka untuk menggunakan media sosial dan ini sangat mengancam untuk kesehatan mental seluruh warga dunia dalam menggunakan sebuah social media kebanyakan remaja remaja di amerika tidak mendengarkan perkataan ibu nya sendiri karena telah kecanduan social media hingga ahli bedah plastik menamai sindrom baru untuk itu. Kini telah berubah dari era informasi menjadi era disinformasi.

Tristan Harris merupakan Former Design Ethicist Google ia mengatakan dia berharap lebih banyak orang bisa memahami cara kerjanya karena ini seharusnya bukan hal yang hanya diketahui industri teknologi itu hal yang seharusnya semua orang tau. Ia pun merasa frustasi dengan industri teknologi secara umum karena kita seolah olah tersesat. 

Ia pun berjuang bagaimana caranya mengubah dari dalam saat itulah ia putuskan membuat sebuah presentasi semacam ajakan untuk bergerak setiap hari ia pulang dan mengerjakan nya selama beberapa jam setiap malam ,pada dasarnya tidak ada 50 desainer dari pria kulit putih berusia 20-35 tahun di california membuat sebuah keputusan yang akan berdampak sekali pada dua miliar orang, dua miliah orang akan mendapat ide yang tak mereka niatkan karena desainer di Googel berkata, "ini cara notifikasi bekerja di layar yang kau lihat saat bangun pagi " Googel pun mempunyai tanggung jawab moral untuk memecahkan permasalahan ini , ia pun mengirim persentasi ini keteman tedekatnya ke 15 sampai dengan 20 orang terdekatnya di Googel iapun sangat gugup dan tidak yakin bagaimana dengan reaksinya kemudian pada hari itu ada 400 penonton serentak jadi persentasi tersebut terus menyebar , lalu ia pun menerima surel dari seisi perusahaan. 

Orang orang disetiap apartemen berkata, "aku sangat setuju" kulihat ini sangat mempengaruhi anak anak ku dan orang orag di sekitar ku , kita harus melakukan sebuah sesuatu . rasanya iya seperti meluncurkan sebuah revolusi terbaru. Kemudian itu semua sirna

Evan Thomas Spiegel merupakan salah satu pendiri dari salah satu platform snapchat  ia mengatakan bahwa orang orang di dunia sudah terdoktrin oleh semua social media contohnya yaitu platform snapchat, kehadiran sebuah ponsel pintar membuat semua orang dengan gampang mengedit dan mengubah sebuah photo dengan sesuai keinginan nya . bahkan dalam beberapa khasus ada beberapa orang yang nekat melakukan sebuah oprasi plastik agar bentuk wajah nya sesuai dengan poto itu , istilah ini di kenal dengan snapchat dysmorphia.

Fake news / berita palsu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline