Lihat ke Halaman Asli

Bugi Kabul Sumirat

TERVERIFIKASI

author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

Di Situs Cipulus, Ingin Jumpa Putri Pajajaran, tapi Malah Bertemu Bung Karno

Diperbarui: 24 Juni 2023   23:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semuanya terlihat segar setelah cuci muka di pemandian keramat Cipulus (dok: Click Kompasiana)

Artikel ini merupakan bagian dari kegiatan Komunitas Click Kompasiana bertajuk Jelajah Click ke daerah Batutulis, Kota Bogor yang berlangsung pada hari Sabtu tanggal 10 Juni 2023.


Situs Keramat Cipulus

Situs bersejarah (baca: keramat) Cipulus terletak di tempat yang sangat tersembunyi. Jauh dari keramaian - atau mungkin memang dikondisikan demikian untuk menjaga kekeramatannya? Wallahualam bissawab. Tapi memang tidak ada satu tanda panah atau keterangan apapun menuju pemandian keramat Cipulus ini, kecuali ada tanda berupa bendera merah putih. Jadi kalau ingin ke pemandian ini, kita lebih banyak menggunakan 'nabi' kita, yaitu nabiwir, yang dalam bahasa Sunda berarti menggunakan bibir kita alias bertanya dan bertanya kepada orang yang berada di sekitar pemandian itu, dimanakah situs pemandian keramat Cipulus ini?

Pemandian yang dianggap keramat Cipulus ini terletak di Kecamatan Bogor Selatan, tepatnya berada di Kampung Batakal, dan persisnya berada di belakang Istana Batutulis (kalau disebut nama ini, sudah pasti tahu dong, kira-kira letak pemandian keramat ini berada di mana) - yang berada di jalan Batutulis, Kota Bogor. Jadi, pemandian keramat Cipulus dikelilingi oleh Istana Batutulis, Prasasti Batutulis dan Stasiun Batutulis - yang hanya berjarak sekitar 250 meter dari Stasiun Kereta Api Batutulis.


Disebut Cipulus karena konon di zaman baheula (jaman dulu) di sekitar pemandian keramat ini banyak terdapat pohon Pulus atau nama latinnya adalah Dendrocnide simulans dan dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan sebutan wood nettle ataupun stinging nettle). Tanaman ini disebut juga tanaman menyengat ataupun tanaman Jelatang, karena memang tanaman ini memiliki bulu sengat di daun dan batangnya yang bila terkena kulit kita akan dapat menimbulkan rasa gatal bahkan perih dan panas yang cukup menyengat - yang dapat bertahan hingga dua minggu. Namun dibalik efek sengatannya itu yang cukup mengganggu, tanaman pulus ini memiliki khasiat sebagai obat batuk, dapat dimakan (daun dan tunas mudanya) karena kandungan vitamin A, C dan zat besi yang dimilikinya cukup tinggi, hingga dapat digunakan sebagai pencuci rambut. Walau belum terbayang, bagaimana menggunakan pencuci rambut dari tanaman yang bahkan menimbulkan rasa perih dan panas menyengat saat terkena kulit kita. Tapi itulah local wisdom kita, tanaman herbal alami yang banyak terdapat di bumi Indonesia.  

Disamping juga, nama 'pulus' meningatkan kita pada lagu dan tarian Sunda yaitu Jaipongan yang merupakan ciptaan maestro jaipongan tatar Sunda, yaitu alm. Gugum Gumbira. Judul tarian dan lagunya adalah: Daun Pulus, Keser Bojong. Ada yang masih ingat lagu dan jaipongan tersebut?

Kondisi yang sekarang, pemandian ini berada di lingkungan yang sangat sejuk, masih banyak pepohonan yang rimbun hingga membuat teduh dan ada penunggunya (maksudnya juru kunci) - yang saat saya dan rombongan ke sana, banyak penjelasan diberikan oleh ibu si juru kunci tersebut.

Menurut ibu juru kunci ini, pemandian keramat Cipulus sudah sejak lama dianggap keramat oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat dari luar Bogor dan bahkan dari luar Jawa Barat - banyak berdatangan ke tempat ini. Tujuannya bermacam-macam. Masih kata si ibu juru kunci, rata-rata mereka mau mencari jodoh, mencari rezeki, ingin awet muda, ingin sehat, ingin macam-macamlah. Caranya bisa minum airnya, mau mandi juga boleh (tempat mandi lelaki dan perempuan terpisah - termasuk bila untuk yang membawa kembang untuk mandi, ada ketentuannya, yaitu 'Bagi yang mandi kembang, tolong jangan di tabur di bak mandi.' Ada yang minat mandi kembang di situ? Gaskeun. Bahkan boleh juga kata ibu juru kunci tersebut, selepas mandi lalu dilanjutkan dengan zikir, wirid dan shalat sunah di mushala yang terletak di samping pemandian. Saya sendiri, untuk menggugurkan penasaran dan karena telah berada di lokasi, ikut mencoba air tersebut dengan meminumnya serta mencuci muka dan membasuh kepala. Nggak mau kelamaan, karena, kalau tujuannya untuk awet muda, saya khawatir nanti efeknya malah awet mudanya terlalu jauh hingga kembali ke masa kanak-kanak, "ntar saya jadi bayi lagi nih he he he." demikian canda saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline