Lihat ke Halaman Asli

Bugi Kabul Sumirat

TERVERIFIKASI

author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

Buka Puasa Bersama Ala-ala Cucurak: Hemat Tapi Tetep Maknyus, Asyik dan Seru

Diperbarui: 20 April 2023   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampilan menu cucurak dilihat dari atas (sumber foto: fotoindonesia.id)

Buka puasa bersama atau biasa disingkat dengan bukber yang menjadi favorit saya adalah bukber dengan sistem cucurak. Banyak juga yang suka dengan sistem ini. Biasanya kalau di whatsapp group (WAG) ditawari untuk kegiatan bukber, lalu ada pertanyaan, bukbernya mau bagaimana? Langsung khalayak ramai anggota wag meresponnya dengan menjawab: ...cucuraaaaaaaaakkkkkkk ajaaaaaaa...

Suka banget deh melihat respon seperti itu, artinya cucurak jadi pilihan untuk bukber.

Cucurak sendiri merupakan bahasa Sunda yang merupakan tradisi khas yang berasal dari budaya Sunda. Cucurak atau curak-curak yang dalam bahasa asli Sunda Bogor itu memiliki arti bersenang-senang atau senang-senang. 

Sementara dalam arti luas, maka cucurak itu dapat dimaknai dengan kegiatan makan-makan bersama dengan (harus) sambil bersenang-senang. Bersenang-senangnya bersama keluarga, sahabat, rekan-rekan di wag, alumni dan lain sebagainya. Tujuan utamanya adalah untuk mempererat tali silaturahmi. Cucurak kadang disebut pula dengan botram.

Botram itu sendiri diartikan sebagai makan bersama dengan sistem saweran makanan atau urunan makanan. Setiap yang datang membawa makanan (bisa satu jenis makanan atau lebih) untuk dinikmati yang datang. Bisa dobel dong makanannya, karena satu jenis makanan bisa dibawa oleh dua orang yang berbeda. 

Bisa juga, tetapi biasanya, sekarang-sekarang ini, kalau sudah disepakati memilih sistem cucurak atau botram, di wag langsung di buat list tuh, siapa membawa apa, jadi biasanya nggak akan terjadi makanan yang dibawa dobel.

Cucurak atau botram juga sekarang-sekarang ini bisa dimodifikasi sistemnya. Jadi yang hadir nggak lagi membawa makanan untuk dishare dengan yang hadir lainnya, tetapi mengumpulkan uang saja. 

Contoh, setelah di list ada sekitar 20 orang yang bisa hadir. Lalu disepakatilah mau di rumah siapa dan menunya apa. Misal menunya adalah takjil (es buah, kurma, gorengan) dan nasi liwet lengkap (nasi liwet, ayam goreng, ikan asin, lalapan dan sambal serta kerupuk dan perkedel plus buah). 

Lalu dihitunglah kalau memesan takjil dan nasi liwet lengkap itu berapa. Anggaplah totalnya satu juga rupiah, tinggal dibagi tuh satu juta dibagi 20 orang. Jadi bayar/iuran seorang lima puluh ribu rupiah. Beres kan dan cukup murah meriah (murmer) yaaaa. 

Duduk berhadap-hadapan dengan menu cucurak sudah siap santap di atas daun pisang (sumber foto: ayobogor.com)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline