Alhamdulillah tanpa terasa, dalam kurun waktu 11 tahun, saya telah menghasilkan 11 buah buku antologi. Memang tidak setiap tahun menghasilkan satu buku. Tapi, setelah ditotal-total, ternyata jumlahnya dalam sebelas tahun itu ya memang sebelas buku. Kebetulan saja. Tapi merupakan kebetulan yang perlu dan harus disyukuri. Setidaknya oleh saya, selaku salah satu penulis dan sesekali menjadi editor di beberapa buku tersebut.
Sesuai dengan arti kata antologi yang tertuang di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antologi memiliki arti kumpulan karya tulis pilihan dari seseorang ataupun dari bbeberapa orang pengarang atau penulis.
Bila merujuk kepada Tesaurus (kamus persamaan arti kata) Bahasa Indonesia, maka antologi memiliki kesamaan arti dan pengertian dengan analekta, bunga rampai ataupun himpunan.
Jadi di sini, pengertian buku antologi yang saya maksudkan adalah nulis bareng, bikin buku bareng lalu nerbitin secara bersama-sama pula, dengan memilih penerbit yang cukup qualified untuk proses penerbitan buku.
Dalam buku antologi saya yang kesebelas ini, yang berdasarkan persetujuan para penulisnya, diberi judul: Puspa Ragam Kisah Inspiratif Warga 50+: Berbagi pengalaman dan nilai-nilai kehidupan bagi warga SENIOR dan generasi muda. Buku Puspa Ragam itu sendiri mencoba menjadi ajang para penulisnya untuk:
- Menjadi legacy atau warisan yang dapat diwariskan bagi sesama ataupun bagi generasi-generasi selanjutnya.
- Menjadi ajang unjuk diri (bukan unjuk rasa ya), bahwa usia bukanlah halangan untuk menulis, contohnya kami yang sudah berusia lima puluh tahun ke atas.
- Menjadi ajang berbagi nilai baik atau positif. Hal ini dirasa penting mengingat di usia yang tidak muda lagi ini, tentu sudah banyak pengalaman dilalui, sudah banyak ujian berhasil dituntaskan. Inilah saatnya berbagi cerita nilai kehidupan agar dapat menjadi pembelajaran bagi yang membacanya.
Mencoba menelisik buku Bunga Rampai yang telah disebutkan mencapai angka sebelas ini, sebetulnya antara setengah percaya setengah tidak. Bisa ya sudah mencapai angka sebelas.
Sekedar pengingat kepada diri sendiri dan juga mungkin saja ada diantara pembaca tulisan ini yang ingin mengetahui buku-buku antologi apa saja yang sudah dihasilkan, dan juga barangkali ingin membacanya, berikut disajikan judul-judul buku tersebut beserta tahun penerbitannya dan sedikit kisah yang menyertai proses penulisan hingga penerbitan buku-buku tersebut.
Buku-buku antologi atau bunga rampai tersebut adalah:
- Buku: Bait-bait hati: antologi puisi, terbit tahun 2011, diterbitkan oleh penerbit Leutikaprio. Buku antologi puisi ini dikerjakan bersama-sama para penulis blogger-blogger Kota Bogor.
- Buku: Parcel Cinta di hari raya, terbit tahun 2012. Dalam proses penerbitan buku ini, kebetulan kami, para penulis yang terdiri dari beberapa penulis blogger-blogger kota Bogor, salah memilih penerbit. Karena rekomendasi teman, tetapi rupanya penerbit ini tidak amanah. Buku yang diterbitkan, walaupun buku tersebut memiliki ISBN, tetapi ternyata, bila dicek melalui aplikasi Perpustakaan Nasional, dimana ISBN itu dikeluarkan, nomor yang tertera pada buku itu, bukanlah berisi informasi tentang buku itu, tidak jelas, keterangan yang muncul adalah: tidak ditemukan data yang cocok. Entah milik siapa nomor ISBN yang tercantum dalam buku tersebut. Mungkin nomor asalah-asalah. Artinya si penerbit dalam hal ini berbohong, tidak betul-betul mengurus ISBN buku tersebut. Sungguh pengalaman yang mengecewakan dalam hal penerbitan, tetapi tetap pengalaman yang mengasyikkan dalam hal menulis buku.
- Buku: Hitam putih Bogor - an insight from different angle, terbit tahun 2013, diterbitkan oleh penerbit Leutikaprio. Buku bunga rampai inipun ditulis bersama-sama beberapa blogger kota Bogor. Buku ini cukup berbeda, karena dibuat dalam format dwi bahasa (bilingual) Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tujuannya, karena buku ini bercerita tentang pendapat-pendapat para blogger-blogger Kota Bogor tentang kota tercintanya, yaitu kota Bogor, dengan format bilingual, dapat meraih pembaca lebih luas lagi - dan memang terbukti demikian. Di buku ini, disamping sebagai salah seorang penulisnya, sayapun membantu dalam proses supervisi penulisan Bahasa Inggrisnya. Oya, hampir lupa, Bapak Walikota Bogor berkenan pula memberikan kata pengantarnya dalam buku ini.
- Buku: Social Forestry di Sulawesi, terbit tahun 2013 dan diterbitkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (BPK) Makassar. Buku antologi ini ditulis secara keroyokan pula, kali ini tidak bersama rekan-rekan blogger, tetapi bersama rekan-rekan peneliti sosial ekonomi kehutanan di lingkungan tempat kerja saya (yang menerbitkan buku ini). Buku ini cukup memiliki catatan dari segi waktu pengerjaannya. Dikerjakan sangat lama sekali, diantaranya karena alasan mutasi pegawai - adanya staf yang pindah tempat tugas dan alasan non teknis lainnya. Tapi akhirnya sangat bersyukur dapat terbit juga.
- Buku: Kemitraan Pengelolaan Hutan Rakyat: Pembelajaran dari Bulukumba, Sulawesi Selatan, terbit tahun 2016 dan diterbitkan oleh penerbit FORDA Press. Buku ini juga merupakan bunga rampai dari tulisan 12 peneliti sosial ekonomi kehutanan Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Makassar, yang bercerita tentang pengalaman para peneliti tersebut saat mengikuti 5 (lima) tahun kegiatan kerjasama penelitian antara Kementerian Kehutanan dengan ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Research). Mengikuti buku antologi saya nomor 3 di atas, buku inipun ditulis dalam format dwi bahasa atau bilingual Indonesia - Inggris. Dan dalam buku ini, disamping menjadi salah seorang penulisnya, sayapun menjadi editor, menulis bagian epilognya serta mensupervisi proses penerjemahan buku ini kedalam bahasa Inggris.
- Buku: Adding value to the farmers' trees. Buku ini ditulis 100 persen dalam bahasa Inggris dan diterbitkan oleh penerbit Australia (em Press Publishing) di Australia. Buku yang terbit tahun 2016 ini sebetulnya lebih ke sintesa dibandingkan antologi, yaitu sintesa dari 5 tahun kegiatan penelitian kerjasama antara Indonesia - Australia seperti telah disebutkan dalam poin 5 di atas. Dalam buku ini, sebagai salah seorang kontributor, fungsi saya dan rekan-rekan kontributor lainnya lebih banyak menyediakan data dan informasi serta tulisan singkat yang diperlukan untuk kelancaran penulisan buku. Buku ini mendapat sambutan luas khususnya di mancanegara, karena dapat menyediakan informasi yang diperlukan sesuai bidangnya secara komprehensif.
- Buku: Meretas jalan konflik kehutanan. Terbit tahun 2019 dan diterbitkan oleh Penerbit Kanisius. Buku ini menjadi catatan penting buat saya, karena menjadi buku pertama yang keterlibatannya posisi saya sudah tinggal di Bogor, tidak di Makassar lagi. Hal ini dikarenakan sejak pertengahan tahun 2018, saya telah pindah tugas menjadi peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim (PUSPIJAK) dan tidak lagi menjadi peneliti pada Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar - walaupun masih sama-sama berada di bawah Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menjadi penulis lama tetapi dalam suasana baru. Begitulah kira-kira. Buku ini sendiri berkisah tentang gambaran konflik yang terjadi di sektor Kehutanan di Indonesia agar dapat dijadikan pembelajaran dalam penyelesaiannya. Konflik yang dideskripsikan dalam buku ini berdasarkan aktor yang terlibat, yaitu konflik antara pemerintah dengan masyarakat, konflik perusahaan dengan masyarakat, konflik perusahaan dan konflik antar institusi pemerintah.
- Buku: Sosial, ekonomi, kebijakan dan pemberdayaan masyarakat serta resolusi konflik (sebuah sintesa). Buku ini terbit tahun 2020 dan diterbitkan oleh penerbit IPB Press. Sebagai salah seorang penulis didalam buku ini, saya melihat persoalan konflik di bidang Kehutanan yang masih terus bermunculan perlu terus dicarikan solusi pemecahannya yang humanis.
- Buku: Bersama membangun perhutanan sosial. Terbit tahun 2020 dan diterbitkan oleh penerbit IPB Press. Sebagai salah seorang penulis didalam buku itu, saya mencoba berkontribusi pemikiran dalam melihat bagaimana 5 (lima) skema pengelolaan hutan (Hutan Kemasyarakatan, Hutan Desa, Hutan Tanaman rakyat, Hutan Adat dan Kemitraan) dapat terus berhasil maksimal serta sisi-sisi mana yang perlu mendapatkan perbaikan untuk menunjang keberhasilan tersebut.
- Buku: Miniatur resolusi konflik: Di kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK). Buku ini diterbitkan pada tahun 2020 dengan melalui penerbit Kanisius. Didalam penyusunan buku ini, sebagai salah seorang penulis, sayapun berperan sebagai editornya. Buku ini merupakan pengalaman para peneliti dari unit-unit kerja BLI KLHK yang melakukan penelitian dibidang konflik yang terjadi di masyarakat yang terkait dengan bidang LHK khususnya dalam pengelolaan KHDTK agar KHDTK dapat dikelola secara berkelanjutan dengan mengintegrasikan antara penyelenggaraan fungsi khusus hutan untuk kegiatan kelitbangan dengan pengelolaan hutan lestari.
- Buku: Puspa Ragam Kisah Inspiratif Warga 50+: Berbagi pengalaman dan nilai-nilai kehidupan bagi warga senior dan generasi muda. Terbit tahun 2022. penerbit Leutikaprio. Didalam buku ini, selain sebagai penulis, pun sebagai editor serta menuliskan epilog bagi buku ini. Fungsi khusus lainnya adalah saya menjadi jembatan bagi terhubungnya para penulis buku dengan penerbit. Buku ini unik, karena ditulis oleh 33 orang yang usianya tidak muda lagi, yaitu minimal berusia 50 tahun, tetapi memiliki semangat bersama untuk mendukung kegiatan literasi yaitu salah satunya dengan menerbitkan buku. Yang lebih unik lagi adalah bahwa para penulis ini tidak semuanya sudah terbiasa menulis. Artinya mulai dari nol (seperti SPBU ya, mulai dari nol) dan nol bener. Baru mulai menulis saat mengerjakan buku ini. Tapi itulah dengan semangat yang nan tak kunjung padam serta dengan upaya saling membimbing - walau halangan dan tantangan cukup berat, selesailah buku itu. Keunikan lainnya adalah bahwa buku ini terbit dan diedarkan tepat dengan peringatan hari buku sedunia, yaitu pada tanggal 23 April 2022 lalu. Untuk saya sendiri, buku ini menjadi keterpautan saya kembali dengan penulis-penulis di luar wilayah kantor.
Demikian kira-kira sekelumit kisah proses lahirnya buku-buku yang saya terlibat aktif di dalamnya. Harapan ke depan adalah agar dapat tetap ada buku ke-12, ke-13 dan seterusnya, serta buku sendiri yang dikerjakan tidak secara bersama-sama atau keroyokan. Semoga. Amin YRA.