Lihat ke Halaman Asli

Bugi Kabul Sumirat

TERVERIFIKASI

author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

Menulis Itu Bukan Bakat, tetapi Keterampilan

Diperbarui: 13 April 2021   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semangat menulis bersama peserta pelatihan menulis (dok: pribadi)

Prinsip menulis itu bukan bakat, tetapi keterampilan, harus terus digalakkan, karena dari situlah awal perjuangan literasi dimulai, memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada masyarakat seluas-luasnya melalui media tulisan. 

Tulisan dalam bentuk apa saja dengan tujuan agar dapat dibaca ataupun dijadikan acuan. Bisa postingan di media sosial, status whatsapp, blog, media online, majalah dan lain sebagainya. Selama itu berkategori positif, maka akan masuk ke dalam perbuatan memperjuangkan literasi.

Literasi sendiri secara umum diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, hingga memecahkan masalah dimana kemampuan ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak yang berpendapat pula bahwa literasi  merupakan satu kesatuan utuh dan tidak dapat dipisahkan dari kemampuan berbahasa. 

Secara khusus, Unesco memberikan pengertian literasi pada kegiatan yang merupakan seperangkat keterampilan yang nyata, terutama dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks diperoleh oleh siapa dan dari siapa.

Kemandekan dunia literasi dapat berakibat fatal, dari mulai ketertinggalan dalam dunia ilmu pengetahuan - karena rendahnya minat dan kemampuan membaca, hingga berakibat pada dunia kesehatan bahkan hingga pollitik. 

Contoh kecil adalah yang terjadi dan viral baru-baru ini, yaitu ada ibu mertua yang menganggap susu formula itu haram hingga cucunya yang masih bayi berusia 34 hari diberi minum susu kambing dan madu. Akibatnya adalah sang bayi mengalami keracunan. Beruntung dapat ditangani secara cepat sehingga nyawa si bayi dapat terselamatkan. Ini akibat literasi tentang susu formula belum sampai pada si nenek tersebut.

Pentingnya literasi, termasuk dalam literasi yang bersifat agak 'serius' seperti kategori ilmiah populer, atau yang membicarakan topik-topik serius tertentu, tetap sangat  perlu untuk terus-menerus digalakkan. 

Seperti yang kemarin baru saja di laksanakan oleh P3SEKPI (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim) bekerjasama dengan komunitas Vlomaya dan juga melibatkan Kompasiana sebagai salah satu pembicaranya, kegiatan yang bertajuk Pelatihan Menulis Ilmiah Populer inipun bertujuan untuk menciptakan pejuang-pejuang literasi di area yang digelutinya masing-masing.

Kegiatan pelatihan yang didasarkan pada judul besar kegiatan 'PELIBATAN PUBLIK' (Engagement Activity) merupakan bagian dari Kegiatan penelitian Enhancing Community- Based Commercial Forestry (CBCF) in Indonesia (2016-2021) yang akan berakhir di tahun ini, tahun 2021. 

Kegiatan penelitian yang merupakan kerjasama Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR) telah melampaui masa lima tahun kegiatan penelitiannya. 

Tentu sudah banyak yang dihasilkan dari kegiatan tersebut. Beberapa hasilnya disampaikan dalam kegiatan Pelibatan Publik ini yang berlangsung selama 2 (dua) hari, tanggal 7 dan 8 April 2021 dan dilaksanakan secara hybrid - online dan offline. Kegiatan offline dilangsungkan di Hotel Sheraton Bandar Lampung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline