Di luar Ramadan, saya termasuk bukan penikmat masakan pedas. Kalau memakan masakan pedas, langsung turun kenikmatan memakan makanan tersebut. Belum lagi efek yang ditimbulkan dari memakan masakan pedas. Terlebih di bulan Ramadan ini, dimana kita diminta untuk tidak mengkonsumsi apapun sejak waktu subuh hingga waktu magrib, tentu bagi saya, makanan pedas bukan pilihan. Baik saat berbuka, apalagi saat bersahur, makanan pedas, no way lah.
Apalagi 'perut' adalah sumber penyakit. Seperti itulah dulu nenek saya berpesan. "jaga makanan yang masuk ke tubuh, jangan semua dimakan, lihat-lihat dan cermati yang kita makan, karena disitulah pintu terbukanya penyakit. Ikuti pula nasihat Nabi kita, untuk makan secukupnya dan berhentilah sebelum kenyang." demikian nasihat nenek saya itu.
Ada benarnya. Apalagi nenek saya itu mengacu kepada nasihat Nabiyullah Muhammad SAW yang sudah kita ketahui benarnya. Memilih dan memperhatikan yang kita makan termasuk upaya menjaga stamina kita agar tetap sehat.
Pengalaman saya sendiri memperlihatkan reaksi jika memakan makanan pedas diantaranya yaitu:
biasanya perut akan terasa mulas atau nyeri.
Cegukan - ini setelah mengkonsumsi cabe rawit.
Frekuensi BAB yang berubah, menjadi lebih awal dan lebih sering - bahkan hingga terjadi diare.
Terasa panas ke tenggorokan - yang dapat berujung kepada radang tenggorokan.
Sementara menurut teori yang saya dapat, seperti dimuat di sini, beberapa hal akan muncul bila mengkonsumsi makanan pedas seperti:
1. Nyeri Perut
Terutama ini akan berdampak bila seseorang memiliki gangguan lambung atau maag - karena adanya iritasi di lambung.