Lihat ke Halaman Asli

Bugi Kabul Sumirat

TERVERIFIKASI

author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

Ketika Kompasianer Jadi Pendongeng

Diperbarui: 11 Oktober 2017   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara Parade Dongeng yg dihadiri oleh kakak-kakak Kompasianer

Seorang penulis dan pembuat videopun sejatinya adalah seorang pencerita atau pendongeng, sebuah catatan dari Parade Dongeng Pendongeng Indonesia yang diadakan pada hari Minggu, 8 Oktober 2017 pk. 2 hingga 5 sore di TSM Kids Club, Trans Studio Mall Makassar Lantai 1.

Saat melihat kedua rekan dari Kompasiana Makassar memenuhi undangan kami,  yaitu kak Atik Muttaqin - penulis di Kompasiana dan Kak Mardia - yang lebih sering men-submit video blognya (vlog) dan kak Mardia ini juga sebagai pengurus di Vlomaya (vlogger-vlogger Kompasiana pemerhati budaya), saya langsung berpikir, "wah kakak-kakak ini,  dengan background-nya sebagai seorang kompasianer, seyogyanya pandai pula bercerita, berstorytelling atau mendongeng .... ah....  mau saya 'todong' saja deh." Kira-kira begitulah ide jahil saya saja hehehe.

Alasannya simpel kok,  seorang blogger & vlogger Kompasiana sejatinya adalah seorang storyteller, karena saat mereka sedang menuangkan ide2nya kedalam tulisan-tulisannya atau vlog-vlognya biasanya dengan metoda bercerita - mereka itu sedang ber-storytelling sedang bercerita. Seperti yang sudah sempat saya ulas di postingan-postingan sebelumnya, menulis (di Kompasiana atau saat membuat vlog) adalah ber-storytelling. Tulisanku adalah ceritaku, video blogku adalah ceritaku.

Singkat cerita,  setelah sedikit beradu argumentasi yang ceria dan berkekeluargaan (istilah apa ini sih hehehe) kak (dlm dunia dongeng medongeng semua pendongeng disebut kak - kecuali saya kang hehe) Atik Muttaqin dan kak Mardia bersedia juga didapuk utk bercerita, mendongeng di acara Parade Dongeng Pendongeng Indonesia hari Minggu kemarin ini.

Wow,  ternyata penampilan kedua kakak dari Kompasiana Makassar dan Vlomaya ini membantu semaraknya acara Parade Dongeng tersebut. Anak-anak terhibur, hadirin lainnyapun menikmati penampilan mereka.

Namun bagaimana ya kesan kak Atik dan kak Mardia saat mendongeng dengan setengah 'ditodong' ini? Terpaksakah? Menderitakah? Atau justru malah happy bin seneng banget. Di bawah ini adalah kesan-kesannya.

Kak Atik merespon melalui wa (whatsapp) dengan menyebutkan, "mendongeng dadakan tanpa persiapan, terima kasih untuk kesempatan yang diberikan." Sementara melalui akun IGnya (Instagram) kak Ati menyebutnya seperti dalam screen shot di bawah ini. Kalau kak Mardia lain lagi, cukup merespon dengan singkat,"terima kasih pengalamannya kang Bugi... "

IG kak Atik (dok. Pribadi)

Berpengalaman atau tidak, pernah ikut pelatihan atau tidak serta dengan atau tanpa alat peraga,  bercerita atau mendongeng merupakan kegiatan yang baik bagi anak-anak. Pendongeng atau penyampai cerita berarti telah pula memberikan hal positif bagi mereka dan hal ini sangat baik dan berpengaruh bagi perkembangan karakter anak-anak. Berbahagialah para pendongeng-pendongeng.

Kak Atik - Kompasianer yg jd pendongeng (dok. Pribadi)

Parade dongeng insya Allah akan menjadi kegiatan rutin Pendongeng Indonesiatentu saja sebagai upaya para pendongeng dari komunitas Pendongeng Indonesia untuk tetap terus memasyarakatkan kegiatan mendongeng dengan cara mendongengkan masyarakat. Asyik kan.

Kak Mardia - vlogger Kompasiana yg jd pendongeng (dok. Pribadi)

Terima kasih kakak-kakak Pendongeng Indonesia dan kakak-kakak dari Kompasiana Makassar dan Vlomaya yang telah mendongeng dan mendongeng di acara tersebut. You are so awesome!

Semoga bermanfaat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline