Lihat ke Halaman Asli

Bugi Kabul Sumirat

TERVERIFIKASI

author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

Ketika Seorang Jurnalis 'Terperangkap' dalam Suasana Teror yang Mencekam

Diperbarui: 21 Desember 2016   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. World Eyes.

Pagi ini saya membaca kisah saksi mata penembakan duta besar Rusia di Turki - mendiang Andrei Karlov (62 tahun) di sebuah pembukaan pameran foto di Ankara, Turki pada tanggal 19 Desember 2016. Saksi mata tersebut bernama Burhan Ozbilici, seorang fotografer, seorang jurnalis. Kisahnya itu dimuat di weblog Associated Press.

Burhan hadir di acara tersebut tidak direncanakan. Ia hadir hanya karena letak diadakan pameran foto itu dilewati jalan pulangnya dari kantor ke rumah. Hanya karena ia adalah seorang fotografer jurnalis, ia tertarik untuk hadir. 

Saat ia tiba di lokasi pameran foto, Dubes Rusia tersebut sedang memberikan sambutannya. Pameran foto yang bertajuk 'From Kaliningrad to Kamchatka, from the eyes of travelers (Dari Kaliningrad ke Kamchatka, dari pengamatan para petualang-petualang)' berisi foto-foto hasil para 'travelers' tersebut. 

Ia pun sempat mengambil beberapa foto duta besar yang sedang memberikan sambutan - bukan untuk sebagai bagian dari kegiatan pembukaan pameran tersebut, karena ia sedang tidak meliput, tetapi fotonya itu diharapkan dapat menjadi bagian dari berita yang akan ditulisnya kelak tentang hubungan antara Rusia dan Turki.

Tiba-tiba terdengar tembakan, yang menurut pengamatannya berjumlah seluruhnya sekitar 8 (delapan) kali tembakan. Kemudian terlihat sang Duta Besar jatuh terlentang tidak bergerak lagi, sementara sang penembak duta besar itu, sebelum menembak, sempat meneriakkan kata-kata,"Don't forget Aleppo! Don't forget Syria (Jangan lupakan Aleppo, jangan lupakan Suriah)." Terdengar pula setelahnya teriakan "Allahu Akbar" serta beberapa ucapan lain dalam bahasa Arab, yang tidak dimengerti artinya oleh Burhan. 

Saat mendengar tembakan pertama, ia seperti tidak tahu apa yang harus dilakukan. Burhan bingung dan kepanikan melanda dirinya serta pengunjung yang lain, mencari tempat perlindunganlah yang diutamakan. Ada yang bertiarap, lari ke luar ruangan dan lain sebagainya. Buhan berlindung di dinding di belakangnya. Namun, karena jarak petembak Duta Besar dengan dirinya sangat dekat, ia dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi dihadapannya itu. 

Bersyukur ia dapat mengatasi kepanikannya dengan cepat dan kemudian tersadar bahwa ia adalah seorang jurnalis. Pikiran ini pun muncul di pikirannya, "I am here, even if I get hit and injured, or killed. I am a journalist. I have to do my work. I could run away without making any photos. But I wouldn't have a proper answer if people later ask me: 'why didn't you take pictures?'"

Arti dari kalimat dalam pikirannya itu kira-kira seperti ini, "Saya sudah berada di sini sekarang ini, sekalipun saya akan nantinya tertembak, terluka atau bahkan terbunuh, saya adalah seorang jurnalis. Saya harus melakukan tugas saya (sebagai jurnalis). Saya dapat saja lari kabur tanpa harus mengambil sebuah foto pun. Tapi  saya nantinya tidak akan dapat memberikan jawaban yang tepat bila orang-orang kemudian bertanya nanti: 'mengapa saya tidak mengambil satu foto pun (dari kejadian tersebut)?'"

Ia pun kemudian mengambil beberapa foto di balik dinding perlindungannya serta di tengah-tengah penembak yang kalap berteriak-teriak sambil menjatuhkan foto-foto yang sedang dipamerkan tersebut. 

Terorisnya sangat mengagetkan (saya sebut teroris karena ia menebar teror di acara pembukaan pameran foto tersebut), karena ia adalah seorang anggota Kepolisian Turki - yang rupanya termasuk bersumbu pendek dan terpengaruh oleh apa yang ia dengar dan lihat terkait Aleppo dan Suriah. 

Sehingga melihat bahwa sang Dubes tersebut walau tidak terkait langsung, ia adalah merepresentasikan negara Rusia yang dalam pemahamannya merupakan pihak yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kedua tempat yang ia teriakkan saat menembak mati sang Dubes. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline