Lihat ke Halaman Asli

Bugi Kabul Sumirat

TERVERIFIKASI

author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

Ada Bulan di Pantai Anging Mamiri

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1341154176218546600

[caption id="attachment_185812" align="alignnone" width="300" caption="Pantai Anging Mamiri (dok. pribadi)"][/caption] Kalau anda sedang berada di Makassar, sempatkan untuk berkunjung ke Pantai Anging Mamiri (begitulah orang menyebutnya, bukan 'angin'). Lokasinya tidak jauh dari pusat kota, sekitar 20 menit-an, dengan menggunakan motor maupun- ke arah luar kota melewati daerah Tanjung Bunga. Dari sini anda bisa terus mengarah ke wilayah kabupaten Gowa dan Takalar. Pantai Anging Mamiri ini sebetulnya adalah satu kesatuan pantai dengan tempat rekreasi pantai Akarena (yang berada sebelum pantai Anging Mamiri) kemudian pantai Tanjung Merdeka dan pantai Tanjung Bayam (yang berada setelah pantai Anging Mamiri ini). Konon, penamaan yang berbeda ini hanya disebabkan oleh perbedaan manajemen saja. Alasannya masuk akal juga, karena sebagai contoh, pengelolaan pantai anging mamiri diserahkan pada masyarakat sekitar pantai tersebut tinggal. Baik parkir, retribusi masuk maupun pondokan-pondokan yang berada di tepi pantai. Sementara pantai Akarena dikelola oleh pihak perusahaan swasta, dan pantai tanjung Bayam dan Merdeka dikelola oleh masyarakat sekitar daerah itu. Tarif masuknya murah. Cukup dengan membayar enam ribu rupiah untuk satu mobil dan lima ribu rupiah untuk motor. Jumlah penumpang tidak dihitung. Di dalam areal tambah parkir lagi cukup denga lima ribu rupiah. Sesampainya di pantai, anda bisa memilih pondokan mana yang anda sukai dan dengan menyewa 20 - 30 ribu rupiah anda bisa menggunakannya seharian. Jika anda ingin menginap, tersedia pula penginapan (di daerah itu disebut dengan pondok) yang bisa anda sewa sesuai dengan jumlah hari yang anda inginkan. Masih cukup terjangkau pula. Berpasir hitam dan landai, itulah ciri yang bisa anda temui di sekitar pantai tersebut. Dengan ombak yang relatif 'lembut', wisata di pantai Angin Mamiri cukup menjadi sarana untuk refreshing. Hanya sayang, untuk anda yang cinta dan peduli lingkungan, anda bisa menggigit jari melihat kondisi pantai Anging Mamiri ini, karena sulitnya ditemui sarana tempat sampah di sekitar pantai tersebut, hingga jangan heran jika di sekeliling anda akan banyak ditemui sampah. Terutama plastik botol minuman, sampah makanan anak-anak hingga nappy. Cukup mengganggu sebetulnya. Tapi jika anda membawa anak-anak yang suka main di pantai dan berenang di laut, di sinilah surganya. [caption id="attachment_185804" align="alignnone" width="300" caption="Sunset di Pantai Anging Mamiri (dok. pribadi)"]

1341151438263093228

[/caption] Beberapa waktu lalu saya dan keluarga menghabiskan senja di Pantai yang letaknya tidak terlalu jauh ini. Sambil menikmati  semilir angin di pondokan yang kami sewa, anak kami sangat bersemangat main pasir dan air di pantai. [caption id="attachment_185806" align="alignnone" width="300" caption="Asyik bermain di pantai (dok. pribadi)"]

13411515571941188823

[/caption] Bermain pasir, membuat benteng-bentengan dari pasir, main bola di pantai yang landai hingga puas. Tapi sebagai akibatnya, anak saya tidak mau pulang, padahal hari sudah menjelang gelap karena matahari perlahan memasuki peraduannya. Ketika diminta kembali untuk segera mandi dan pulang karena memang hari sudah gelap, anak saya bilang, "ga ada Matahari, kan ada Bulan, pak, jadi pantai tetap terang kan (kebetulan saat itu memang Bulan sedang purnama)." Anakku .. Anakku ... (sambil tersenyum,  saya cuma bisa geleng-geleng kepala).

Opera Travel Blog Competition




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline