Lihat ke Halaman Asli

Bugi Kabul Sumirat

TERVERIFIKASI

author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

Bank Syariah Mandiri: Tidak Punya ATM Tapi Dipotong Biaya ATM & Penanganan Komplain yang Bertele-Tele, Lama & Tanpa Hasil

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bank Syariah Mandiri

[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Bank Syariah Mandiri"][/caption]

Ada embel-embel syariah yang melekat di Bank Syariah Mandiri (BSM) tidak secara otomatis mencerminkan perilaku syariah yang dimilikinya dimana yang digunakan prinsip-prinsip dasar syariat Islam. Seperti yang saya alami terkait dengan rekening yang kami miliki, yaitu pelayanan komplain yang bertele-tele, alam dan tanpa hasil.

Yang saya ingin komplain adalah adanya pemotongan yang membingungkan pada tabungan Simpatik BSM yang kami miliki, yaitu dalam satu bulan, sejak bulan Juli 2014, pada tabungan kami dikenai pemotongan dua kali, yaitu untuk biaya administrasi dan biaya ATM (dengan kode pemotongan yang berbeda yaitu 30 dan 961), padahal kami tidak memiliki ATM pada tabungan tersebut. Adanya pemotongan yang membingungkan ini baru disadari saat print out buku tabungan (6/1/2015).

Karena saya berada di luar kota, kebingungan tersebut saya sampaikan melalui twitter BSM - @syariahmandiri pada tanggal 6 Januari 2015.

Oleh BSM melalui DM (direct message) saya diminta nomor rekening tabungan tersebut untuk dilakukan pengecekan terhadap pertanyaan kami tersebut. Nomor rekening sudah kami berikan tapi rupanya BSM tidak mengeceknya dengan benar terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan kami. Melalui DM, BSM menjawab bahwa pemotongan sudah sesuai prosedur karena itu adalah biaya administrasi tabungan, tanpa menjelaskan pemotongan lain yang dilakukan terhadap rekening kami.

Setelah kami jelaskan kembali melalui twitter, kami dijanjikan akan diekskalasi ke cabang tempat buku ini diterbitkan (BSM KCP Dramaga, Bogor) (7/1/2015).

Karena tidak ada kabar berita apa hasil pengecekannya itu, tanggal 9/1/2015, kami tanyakan kembali melalui twitter. Dan dijawab bahwa masih dalam proses di BSM Bogor dan untuk info lebih lanjut kami diminta menghubungi KCP dimaksud.

Terus terang, kami keberatan dengan jawaban seperti itu:

  • Perlu berapa lamakah untuk mengetahui ada/tidaknya kekeliruan pemotongan dalam rekening seorang nasabah? Kami ajukan pertanyaan tanggal enam dan ketika saya tanyakan kembali tanggal sembilan (tiga hari kemudian), BSM belum bisa memberikan jawaban.
  • Kami agak keberatan diminta menghubungi KCP, mengingat pertanyaan kami ajukan melalui twitter dan melalui twitter pula BSM meminta nomor rekening kami dan berjanji akan melanjutkan proses tersebut. Jadi kami menunggu jawabannya melalui twitter pula. Disamping keberadaan kami yang berada di luar daerah.
  • Kalau sejak awal BSM, melalui twitter menyatakan bahwa proses tidak dapat dilakukan melalui twitter dan hanya dapat melalui menghubungi langsung KCP dimaksud, kami tidak perlu dimintai nomor rekeningnya serta dijanjikan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh BSM, ditambah dengan jawaban yang asal-asalan dari BSM diawal kami mengajukan pertanyaan.
  • Tanggal 13/1/2015 saya coba hubungi BSM kembali melalui twitter, tapi tweeps tersebut sudah tidak mendapat respon apa-apa dari BSM hingga kami memutuskan menyampaikan nya melalui postingan ini.

Pengalaman lain kami dengan bank lain - yang konvensional (non syariah), lebih bagus dari yang ditunjukkan BSM. Jawaban yang kami terima dari bank itu tuntas dan lugas, dan itu disampaikan melalui twitter saja.  BSM dengan sistem  syariah-nya seharusnya mampu membuktikan pelayanan yang lebih baik dan memuaskan.

Sebetulnya pertanyaan kami simpel saja, jika BSM dapat menerapkan manajemen dengan syariah dan service excellent, yaitu: "apakah sudah benar pemotongan tersebut? Kalau sudah benar berikan penjelasan kepada kami. Jika ternyata salah, beritahu pula kepada kami, serta lakukan koreksi terhadap rekening kami tersebut."

Tapi BSM lebih memilih untuk membuatnya bertele-tele, lama dan tanpa hasil (complain diajukan sejak tanggal 6 Januari 2015 lalu).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline