Lihat ke Halaman Asli

buffmerah

mahasiswa

Kajian tematik benda-benda langit dalam perespektif Al-quran: matahari, bulan dan bintang

Diperbarui: 22 Desember 2024   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Benda  luar  angkasa  dalam  perspektif  al-Quran meliputi tiga hal1:   matahari2, bulan3,  dan  bin-tang.  Al-Quran  mengulang    tiga  istilah  tersebut  dengan  berbagai  redaksi  dan  istilah  yang  berbeda   sebanyak  84 kali.  Dalam  kajian  astronomi  semua  benda   ruang  angkasa  termasuk  bumi  berputar mengelilingi matahari.  Matahari  merupakan  pusat benda  langit  yang  memancarkan  sinar  sendiri.  Sedangkan, bulan memantulkan  cahaya  karena  menerima  sinar  matahari, sementara  bintang  adalah  benda langit  yang  memiliki cahaya  sendiri. 

Bagaimana  dengan  perspektif  al-Quran?  Apakah  menurut  al-Quran  juga demikian?. Persoalan benda-benda langit  dan  peredarannya, merupakan  persoalan  yang  menarik. Dikatakan  demikian,  karena persoalan  tersebut merupakan salah satu pondasi  untuk  memahami  per-soalan  hisab  rukyat  secara  sahih. Peredaran  matahari berkaitan  langsung  dengan penentuan arah kiblat dan  penentuan ibadah  salat. Perdebatan   mengenai  waktu  subuh yang  belum  tuntas  pada  hakekatnya merupakan perdebatan mengenai pergerakan  matahari. Perdebatan seputar  penentu-an  awal  bulan hijriah, perbedaan  dalam  mengawali  puasa, perbedaan penentuan idul fitri  dan  idul  adha, merupakan implikasi  dari  pemahaman  terhadap  teks syar'i. 

Oleh karena  itu,  pemahaman  yang  komprehensif terhadap ayatayat  yang  berkaitan  dengan  peredaran  matahari, bulan, dan  bintang  sangat  diperlukan.   Matahari dan bulan merupa-kan obyek  dalam perhitungan  ka-lender  masehi (solar) dan kalender hijriah (luni), sementara  benda-benda  langit  yang  berkaitan dengan bintang, berpotensi  mengganggu  dalam  pelaksanaan rukyat. Artikel  ini  akan mengkaji  ayat-ayat  yang  berkaitan  dengan  peredaran benda-benda langit  secara   tematik. Karena itu, hal penting  dalam makalah ini adalah pembatasan dan pemaknaan  isti-lah  benda  langit  yang  terdapat  dalam  al-Quran  dilihat  dari  perspektif  al-Quran, dan perspektif   kebahasaan. Selanjutnya,   akan  di-paparkan  bendabenda  langit  yang  terdapat  dalam al-Quran  dilihat dari   perspektif  al-Quran, terutama  yang berkaitan dengan  ciri  dan  karakteristiknya.  Setelah mengetahui  karakteristiknya akan  dideskripsikan, peredaran benda-benda  langit dilihat  dari  perspektif  al-Quran, perspektif  mufassir, dan perspektif astronom.

  • Matahari

Al-Quran menyebut istilah matahari dengan kata dan . Quran mengulang kata matahari  sebanyak 32 kali, dan menggunakan kata matahari siraj sebanyak empat kali, yakni dalam QS. al-Furqan [25]: 61, al-Ahzab (33):46, Nh [71]:16, al-Naba [78]: 13. Matahari disebut secara bersamaan dengan kata qamar dan nujum sebanyak satu kali yakni dalam QS. al-Hajj [22]: 18 sebagai berikut:

..........

Artinya: Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gu-nung, pohon- pohonan, bina-tang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia.....

Ayat taatan ini menggambarkan keciptaan Allah kepada penciptanya. Jadi kata matahari kata qamar dan nujum disebutkan secara bersamaan untuk menunjukkan ketaatan ciptaan-Nya. Dalam konteks ini Allah menggambarkan benda-benda ciptaan-Nya sebagai makhluk yang tak pernah durhaka kepadanya, dan semuanya tunduk kepada perintah-Nya kecuali manusia. Ayat ini memberikan indikasi bahwa matahari qamar dan nujum akan selalu berjalan sesuai dengan perintah Allah. Sebagaimana dikatakan di atas, makh- luk ciptaan Allah senantiasa mentaati Allah, maksudnya ketundukan mata- hari, bulan, dan bintang dalam bentuk selalu mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuknya.

Matahari secara bersamaan dengan kata qamar dan kaukab disebut-kan dalam al-Quran sebanyak 1 kali, yakni dalam QS. Yusuf [12]: 4. Dalam QS. Yusuf (12): 4 mata- hari qamar dan kaukab dideskripsikan sebagai berikut:

 

Artinya: Ingatlah ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku ber-mimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan. Kulihat semuanya sujud kepadaku." Ayat ini menggambarkan keha- diran matahari, bulan, dan bintang dalam mimpi Yusuf dan ketundukan nya kepada Yusuf. Karena itu, ayat ini lebih bero-rientasi pada persoalan Yusuf, bukan persoalan astronomi. Penggunaan kata bintang, bulan, dan matahari dalam ayat ini hanya sebagai obyek mimpi Yusuf saja, bukan bintang, bulan, dan matahari yang hakiki.

Matahari disebut secara bersamaan dengan kata qamar sebanyak 17 kali. Penyebutan matahari bersamaan dengan kata qamar sebanyak 17 kali di temui dalam QS. al-An'am [6]: 96, QS. al-A'raf [7]: 54, QS. Ynus [10]: 5, QS. al-Ra'd [13]: 2, QS. Ibrhm [14]: 33, QS. al-Nahl [16]:12, QS. al-Anbiya' [21]: 33, QS. al- 'Ankabt [29]: 61, QS. Luqman [31]: 29, QS. Fir (35): 13, QS. Ysn (36): 39-40, QS. al-Zumar (39): 5, QS. Fussilat [41]: 37, QS. al-Rahman [55]: 5, QS. Nh [71]: 16, dan QS. al-Qiymah (75): 9.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline