Lihat ke Halaman Asli

Budiyono Santoso

Pengasuh Pesantren Agung Al Mubarok Malang : Pesantren Entrepreneur | Tafsir Genius

Haji Mabrur: Menyelami Keberkahan dalam Perjalanan Suci

Diperbarui: 21 Juli 2023   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Haji merupakan salah satu ibadah utama dalam agama Islam yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim yang mampu secara fisik dan finansial untuk melaksanakannya. Ibadah haji adalah momen suci yang dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun, tidak cukup hanya sekadar berangkat dan melaksanakan rukun-rukun haji, karena penting untuk mencapai haji yang mabrur.

Apa itu Haji Mabrur?

Haji mabrur adalah haji yang diterima dan diridhai oleh Allah SWT. Haji ini memberikan keberkahan dan kesempurnaan spiritual bagi pelaksananya. Pada dasarnya, haji mabrur melibatkan pemenuhan kewajiban haji secara fisik dan mental, serta didasari oleh niat tulus dan ikhlas semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ciri-ciri Haji Mabrur:

Niat Ikhlas: Haji mabrur dimulai dengan niat yang tulus ikhlas semata-mata untuk beribadah kepada Allah dan mengikuti teladan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW. Niat yang benar akan menyucikan hati dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam perjalanan haji semata-mata untuk mencari ridha Allah.

Memahami dan Menghayati Rukun Haji: Haji mabrur ditandai oleh pemahaman mendalam tentang rukun-rukun haji dan pelaksanaannya dengan penuh kesungguhan. Setiap rukun haji, seperti thawaf, sa'i, wukuf di Arafah, dan lain-lain, harus dilaksanakan dengan cermat sesuai dengan tuntunan agama.

Taat pada Aturan dan Larangan Haji: Seorang jamaah haji yang mabrur akan berusaha keras untuk mentaati aturan dan menghindari larangan yang telah ditetapkan selama perjalanan haji. Hal ini mencakup menghindari perilaku negatif, seperti ghibah (menggunjing), sumpah palsu, berdebat dengan sesama jamaah haji, dan lain sebagainya.

Kontrol Diri dan Sabar: Perjalanan haji penuh tantangan, mulai dari kelelahan fisik hingga kondisi cuaca yang ekstrem. Haji mabrur memerlukan ketabahan, kesabaran, dan pengendalian diri untuk menghadapi berbagai situasi yang mungkin muncul.

Membantu Sesama: Haji mabrur tidak hanya berfokus pada hubungan vertikal dengan Allah, tetapi juga pada hubungan horizontal dengan sesama manusia. Menolong, memberi manfaat, dan berlaku baik kepada sesama jamaah haji dan penduduk setempat adalah sifat yang sangat dianjurkan dalam haji mabrur.

Bertaqwa dan Memperbaiki Diri: Haji mabrur merupakan kesempatan untuk merenungkan diri, memperbaiki kekurangan, dan meningkatkan keimanan serta taqwa. Setelah kembali dari haji, seseorang diharapkan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih taqwa, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tidak Riya' dan Sum'ah: Riya' adalah niat untuk beribadah hanya demi mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bukan semata-mata karena Allah. Sedangkan sum'ah adalah melakukan ibadah atau amalan hanya karena mengikuti tradisi atau kebiasaan, bukan karena niat tulus ikhlas. Haji mabrur dilakukan tanpa ada niat riya' dan sum'ah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline