[caption id="attachment_20587" align="alignleft" width="135" caption="Bukit Jempol, Bukit Serelo"][/caption]
Bukit jempol, atau gunung tunjuk, seperti itulah orang sering menyebutnya. Berlokasi sekitar kurang lebih 200 km dari kota Palembang, Sumatera Selatan, bukit ini sedari dulu sudah menjadi obyek wisata andalan bagi kota Lahat. Bentuknya yang unik bak seseorang yang sedang mengacungkan jempol membuatnya sering disebut si bukit jempol. Padahal, aslinya bukit tersebut bernama Bukit Serelo, yang terletak di desa Perangai. Bukit ini merupakan bagian dari gugusan Bukit Barisan, yang merupakan bukit terpanjang di pulau Sumatera.
Dari Palembang, bukit ini dapat ditempuh dengan perjalanan kurang lebih dalam waktu 4 jam menggunakan kendaraan mobil. Perjalanan menuju kesana memang sedikit membosankan, karena di sepanjang perjalanan tidak ada sesuatu yang menarik untuk dilihat, padahal sebelum sampai ke Bukit Serelo ini banyak daerah atau kota yang dilewati, seperti Prabumulih, dan Muara Enim.
Tetapi sesampai di Bukit Serelo, rasa penat langsung hilang. Entah karena sejuknya udara pegunungan sekitar 18 derajat celcius, atau karena melihat Sungai Lematang yang mengalir seolah-olah mengelilingi bukit ini. Tempat peristirahatan yang sederhana namun cantik, semakin membuat saya dan keluarga betah berlama-lama dan bermain di sini. Pemandangannya begitu mempesona, benar-benar lukisan alam yang luar biasa.
Di kaki gunung ini, juga terdapat Sekolah Gajah Perangai, yang juga merupakan salah satu tempat penangkaran gajah di Indonesia. Gajah-gajah tersebut dilatih untuk membantu pekerjaan manusia mengangkut barang-barang dan kayu. Sayangnya, pada saat berada disana, kami tidak sempat mengunjungi sekolah gajah tersebut.
Potensi alam wisata ini sayangnya tidak begitu dikelola dengan baik, entah karena pemerintah daerahnya yang tidak perduli, atau memang untuk pemeliharaan dan pengembangannya memerlukan biaya yang cukup besar. Yang pasti, dikelola dan dikembangkan atau tidak, Bukit Serelo akan tetap sama kukuh berdiri, seperti saat 25 tahun lalu, saat saya pertama kali mengunjunginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H