Sudah tidak asing lagi apabila sudah waktunya musim politik banyak caleg (Calon Legislatif) yang datang bersilaturahmi ke rumah-rumah warga.
Ini bukan sesuatu yang aneh, ini memang kerap kali dilakukan para calon caleg-caleg di setiap daerah. Lalu apa untungnya bersilaturahmi? dan apa yang salah dengan bersilaturahmi di era Pemilihan?
Bersilaturhami merupakan kebiasaan yang biasa kita lakukan, hal inipun juga di anjurkan dalam agama. Dengan gemar menjalin silaturahmi, maka akan banyak keuntungan yang di dapatkan. Mulai dari membuka pintu rezeki dan memperpanjang umur.
Dalam bersilaturahmi memang di anjurkan untuk sering dilakukan, dan dengan siapa saja. Terutama dengan keluarga, kerabat dekat, teman dan para tetangga. Tapi di era pemilu, bersilaturahmi hanya di lakukan di waktu itu saja.
Ini yang menjadi aneh, sebab ketika ada perlunya saja baru datang untuk bersilaturahmi. Bersilaturahmi yang dilakukan di waktu ini, tidak perlu di beri taupun masyarakat sudah tau bahwa silaturahmi hanya untuk keuntungan para caleg sendiri.
Ketika di waktu itu, banyak para caleg yang berbaik kata, sikap dan sifat untuk menarik masyarakat untuk memilih mereka. Sebenarnya hal ini lumrah dilakukan, akan tetapi dalam tanda Kutip "Ajang siaturahmi ini hanya dilakukan di waktu pemilu dan karena hanya ada kepentingan"
lalu apakah kalau tidak bersilaturahmi akan sulit mendapatkan suara?
Kita sebagai manusia memang dianjurkan untuk bersosial, artinya kalau kita bersosial kita juga bersilaturahmi. Dengan banyak bersilaturahmi akan menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat.
Jangankan dengan orang lain, dengan orang tua sendiripun kalau kita sering menjenguknya mereka akan senang. Apalagi kalau orang lain, mereka akan dengan senang hati menerima dan memilih kita tanpa adanya serangan fajar.
Tidak bisa di pungkiri bahwa memang silaturahmi memiliki pengaruh besar untuk kemenangan kita dalam pemilu. Pasalnya tidak sedikit anggota dewan yang menerapkan ini mereka berhasil mencapai titik kemenangan yang diinginkan.