Lihat ke Halaman Asli

Budi Rachman

Penulis buku, praktisi olahraga, dan penikmat film.

Film "Outbreak" (1995): Dogma Suci Liberalisme dan Kritik terhadap Pemerintahan Militerisme

Diperbarui: 14 April 2020   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cinemaexpress.com

Dengan mengeliminasi wabah virus Motaba (karena sudah ada serumnya), film ini menyisakan pertarungan antara Kolonel Sam Daniels dan Jenderal McClintock, ide liberalisme kontra militerisme konvensional.

Film Outbreak adalah film yang bertemakan bencana epidemi yang disutradarai oleh Wolfgang Petersen. Diperankan oleh Dustin Hoffman, Rene Ruso, Morgan Freeman, dan Donald Shutterland.

Seperti film bencana pada umumnya. Film ini dilatarbelakangi oleh wabah virus Motaba, virus yang jarang diketahui oleh manusia karena hidupnya di tengah hutan di Afrika, tiba-tiba menjangkiti manusia.

Film ini dibuka pada tahun 1967, dimana virus itu hanya menginfeksi sekolompok manusia di tengah hutan Afrika. Alih-alih untuk menolong orang-orang yang terinfeksi, militer Amerika justru menjatuhkan bom tepat di kamp penampungan para pasien virus Motaba.

Penyelesaian gaya militer tersebut awalnya tidak menjadi masalah, karena dilakukan secara rahasia dan terjadi di hutan terpencil. Namun, 28 tahun kemudian, tiba-tiba virus ini bisa menyebrang begitu jauh hingga menjangkiti masyarakat di Amerika.

Virus itu dibawa melalui inangnya oleh pedagang hewan yang menangkap hewan liar secara ilegal untuk dijual di pasar gelap. Inang virus itu adalah sebuah monyet jenis caphucin yang lucu.

bbc.com

Nah, sekarang apakah gaya militeristik bisa menyelesaikan masalah di negara yang sangat menghargai Hak Asasi Manusia?

Di sini kita tahu bahwa Amerika adalah negara liberal -- di mana setiap warganya sangat menghargai nyawa seseorang. Membunuh satu orang saja bisa menciptakan teriakan Internasional. Kecanggihan penyebaran dogma liberal adalah mereka pandai meyakinkan institusi-institusi kolektif seperti negara, Lembaga Swadaya Masyarakat dan bahkan lembaga keagamaan. Bisa dibayangkan betapa repotnya lembaga-lembaga itu jika sebuah institusi melakukan pembunuhan dengan senjata pemusnah massal.

Bandingkan dengan doktrin militer konvensional, yang strateginya terpusat pada pengamanan nasional. Ketika virus menyerang sebuah wilayah, dan menjadi krisis kemanusiaan, di mana virus tidak bisa dikendalikan oleh petugas kesehatan dan juga para ilmuwan, maka militer akan mengambil alih dengan mengorbankan satu wilayah penduduk demi menyelamatkan banyak orang.

Film Outbreak seolah-olah mengkritik cara-cara militerisme konvensional dalam penanganan krisis kesehatan akibat virus mematikan. Jadi sebenarnya virus bukanlah antagonis dalam cerita ini, melainkan para birokrat yang mendukung upaya pemusnahan massal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline