Lihat ke Halaman Asli

Ternyata Si "Sara" Masih Sexy si Pilkada DKI

Diperbarui: 12 Maret 2016   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak lagi kalimat cacian di atas suku, agama, ras dan golongan jelang pilkada DKI,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

kemudian saya bertanya apakah ini INDONESIA ? Nampaknya paling tidak sekali dalam lima tahun BINEKA TUNGGAL IKA di kerangkeng keegoisan dan Pancasila di kubur diatas intoeransi !!!!!!!! Maaf jika ada yang tersinggung, la;ian yang tersinggung pasti bukan orang Indonesia jadi tidak kenal dengan PANCASILA !!!! sekali lagi maaf,,,,,,,,

Apakah kebaikan seseorang hanya akan dibenarkan karena ia menganut agama tertentu, atau apakah seseorang tidak lagi bisa berbuat yang benar dan baik bagi bangsa ini jika ia bukan satu suku atau satuu golongan dari orang orang disekelilingnya ?????? Saya terkejut tenyata masih banyak masyarakat kita yang bisa di bodohi dan diarahkan pola pikirnya hanya dengan melihat keseksian si SARA,,,,,,, 

Saya tidak kaget jika masih ada sebagian orang yang menjual keseksian si SARA jelang pemilu, namun saya terkejut ternyata masih banyak manusia yang berpendidikan masih terpengaruh oleh keseksian si SARA dalam pemilu. Tujuan dari pemilu adalah untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang bisa mengayomi dan mensejahterakan rakyatnya, maka untuk bisa melihat bobot para pemimpin diberi kesempatan kampanye, yaitu masa dimana para calon pemimpin yang akan mencalonkan diri untuk memperkenalkan diri, visi misi dan program yang akan diusungnya nanti sebagai program kerja dalam mensejahterakan rakyatnya. dan tentunya dimasa ini lah seharusnya kita dengan jernih bisa melihat, menilai, menimbang nimbang mana bakal calon yang akan lebih mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, apakah programnya masuk akal, apakah janjinya akan ditepati, apakah track recordnya mendukung hal itu. Bagi sebagian orang yang menghalalkan segala cara maka menjelek jelekan dan membawa si SARA ke dalam ajang pemilu adalah jalan pintas, untuk menaikan elektabilitasnya, karena memang bagi sebagian orang yang masih berpikiran cetek matanya akan gelap dan buta ketika si sexy SARA dipertontonkan.

Apakah agama, suku, dan ras menentukan seseorang ia akan menjadi pemimpin yang baik ? maka tegas jawabannya adalah tidak ........ Agama adalah suatu ajaran kebaikan yang menuntun manusia kepada kebaikan dan kesempurnaan. Agama dalam ajarannya selalu mengajarkan setidaknya cara agar manusia dapat berhubungan baik dengan manusia dan Hubungan manusia secara personal dengan YANG KUASA. Apakah pemimpin yang beragama pasti bisa lebih baik dari pemimpin yang tidak beragama ? Jawabannya seharusnya IYA. Tetapi dalam prakteknya seringkali juga kita temui bahwa pemimpin yang beragama tidak lebih baik dari pemimpin yang ateis. Apakah pemimpin beragama tertentu pasti lebih baik dari pemimpin beragama lain jawabanya ini hanya tergantung dari sejauh mana pemimpin tersebut mampu mengamalkan nilai nilai agama tersebut dalam tingkah laku dan lebih penting lagi dalam pola pengambilan kebijakannya,

Pertanyaannya adalah apakah ada manusia dari suku, agama, dan ras tertentu yang ada di Indonesia bahkan di dunia ini tidak pernah terlibat kasus korupsi maupun kejahatan lainnya ???? Adakah manusia  yang ada dimuka bumi ini dari suku, agama dan ras tertentu sempurna dan jika dijadikan pemimpin pasti akan sempurna ????? Jika ada maka saya bersumpah apapun agamanya, sukunya dan rasnya akan saya pilih, ikuti dan angkat jadi pemimpin saya, Karena sesungguhnya orang itu pasti akan membawa kebaikan bagi ku. Tetapi sayangnya saya bisa pastikan orang itu tidak ada,,,,,,

Tuhan apapun yang kita percayai telah menciptakan dunia sebegitu indahnya diatas perbedaan ! Dan karenanya maka dunia menjadi sedemikian sempurna karena adanya perbedaan itu tidak hanya suku, agama dan ras tapi keseluruhannya dunia memang berbeda !!!! Kembali ke Pilkada apakah agama, suku dan ras sedemikian penting dibandiingkan dengan kebaikan yang ada !!! Apakah jika kita dipimpin seseorang yang baik dan bijaksana namun berbeda dari kita, kita akan menjadi tidak baik dan sengsara ?,, Apakah jika kita dipimpin oleh pemimpin yang tidak bijak dan korup namun seagama, sesuku dengan kita maka kita akan menjadi sejahtera ???

Saya tidak menafikan bahwa secara umum dan sewajarnya manusia akan menjadi merasa lebih dekat dengan manusia lain jika ada faktor kesamaan suku, agam, ras dan kesamaan secara emosional lainnya. Maka dalam pemilu pasti hal ini akan selalu menjadi pertimbangan bagi kita dalam memilih. Namun jika kita telisik lebih jauh lagi maka dalam memilih pemimpin maka yang menjadi lebih penting adalah apakah pemimpin tersebut baik, tegas, bijaksana, jujur dan mampu membawa kita kepada kesejahteraan menjadi indikator utama....... Lantas jika dari beberapa calon tersebut sama sama baik maka tentunya kita pasti harus menjadikan faktor agama dan suku menjadi nilai lebihnya, dan demikian si SARA menjadi relevan menjadi fakor penentu dan bukan sebaliknya bahwa si sexy SARA menjadi faktor utama dalam memilih pemimpin, jika ini yang terjadi maka besar kemungkinan kita hanya menjadi korban dari kebodohan, keegoisan kita sendiri dan korban dari penipuan yang di balut indah oleh si sexy SARA.

Apakah kita sebagai manusia harus fanatik terhadap agama yang kita imani ? jawabannya iya dalam arti jalani ibadahmu sebaiknya dan amalkan itu dalam kebaikan sesama mu manusia ! Dengan tidak membedakan apakah ia sesuku, segama dan segolongan dengan mu karena itu lah kesejatian dari agamamu, jika kita hanya baik terhadap sesama kita penjahat juga demikian,,, Jadilah seperti Matahari yang bersinar kepada bulan, bintang, bumi dan seluruh semesta. Itulah hakikat kita sebagai Bangsa NKRI yang ada dan terbentuk dengan semboyan BINEKA TUNGGAL IKA. Jangan lagi takut bahwa jika kita bersahabat, atau dipimpin oleh orang yang tidak seiman dengan kita maka kita akan menjadi seiman dengan dia, karena sesungguhnya iman adalah kebebasan seseorang yang kadarnya hanya bisa dinilai oleh Tuhan itu sendiri. Marilah bersatu dan berlomba dalam kebaikan agar NKRI menjadi besar dimata dunia dan membawa perubahan kerarah lebih baik. jangan mau lagi kemesraan kita dihancurkan dan dipecah belah oleh keseksian si SARA karena akan ada pihak lain yang akan mengambil keutungan dari sana. Marilah kita jadikan agama dan kesukuan itu sebagai nilai tambah dan bukan yang utama dalam melahirkan kepemimpinan yang baik dan bijaksana. Janngan jadikan SARA menjadi sebuah agama baru yang memabukan kita dan menjauhkan kita dari kebaikan. Maka saudaraku di Papua jika ada saudara mu muslim yang bijak dan baik dari antara calon pemimpin yang lain angkatlah dia menjadi pempimpin mu maka niscaya kebaikan akan turun padamu begitu juga jika di jawa ada pimimpin lain yang tidak beragam muslim lebih bijak dan baik daripada calon pemimpin muslim lainnya pilihlah ia karena kebaikan akan turun padamu. Ini hanya sebuah perenungan bagi kita karena sesungguhnya pilihan tetap ada ditangan masing masing. Marilah kita menjadi pemilih yang cerdas dan tidak terbuai tipu daya si sexy SARA. SALAM,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline