Lihat ke Halaman Asli

Berkah di Musim Hujan

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Namanya Taufik Hidayat, Nasibnya memang tidak secemerlang atlet pebulutangkis Internasional Taufik Hidayat. Buat Bapak beranak tiga ini. Musim hujan merupakan berkah tersendiri. Sebagai tukang servis payung musiman, Tauifik Hidayat berkeliling kampung menjajakan jasanya.

Payung memang menjadi alat yang vital di musim penghujan. Meski vital banyak orang yang mengabaikannya saat hujan telah berlalu. Mungkin karena harganya yang relatif murah, bahkan sudah menjadi barang gratisan (souvenir atau hadiah) sehingga banyak pemilik yang baru  engerti payungnya rusak, ketika hendak digunakan.

Berjalan hingga puluhan kilo meter, setiap hari Taufik Hidayat bisa memperbaiki payung hingga 25 buah. Tarifnya ? Tergantung dari jenis kerusakan. Namun Menurut Taufik berkisar antara Rp. 5.000 samai dengan Rp. 20.000 rupaih. Menurut Taufik, Kebanyakan kerusakan terjadi akibat kesalahan pemlik sendiri. Misalnya, ketika selesai digunakan, payung dilipat dalam keadan basah. Atau, dibiarkan lama teripat ketika musim kemarau. “Padahal, payung kalau dirawat dengan baik, bisa memiliki umur yang lama,” Ujarnya.

Selain itu, merawat atau memperbaiki payung, sebenarnya tidak harus memiliki keterampilan khusus. Alat yang digunakan pun umumnya banyak dimiliki oleh keabnyakan rumah tangga, seperti obeng, tang, benang atau kawat pengikat. Tapi kebanyakan konsumen hanya ingin mudah saja. “ Bahkan hanya karena cara buka yang tidak bisa, payung harus diservis !” tuturnya.

Barangkali itulah gunanya ada tukang servis payung. Taufik pun bisa mengais rejeki tambahan. Terutama kalau proyek kontraktor yang biasa sebagai tempa kerjanya, sedang istirahat. “Maklum, kerja di konstruksitidak menentu. Kadang ada proyek kadang tidak,” Tukasnya seraya menyodorkan payung milki ku yang selesai diperbaiki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline