Lihat ke Halaman Asli

Sebelum Infotainment Diharamkan

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Setting : kereta ekonomi Jakarta – Bogor, sore hari, gerimis mengundang..aw..aw..aw…

Aktor utama sekaligus jawara : Bapak-bapak ABG (Angkatan Babe Gue), rambut beruban, gaya jadul abis, perawakan sedang, sedikit tomboy (huss!!)…

Buat Bapak dimanapun anda berada, sebelumnya saya minta maaf, gak ada maksud ngata-ngatain, kami hanya mengungkap realita….

Figuran sekaligus objek penderita : saya dan suami

------------------------------------------------------

Kereta telah menuju stasiun Cilebut, stasiun terakhir sebelum stasiun Bogor. Penumpang menyepi…eh salah, maksudnya…mulai sepi, ada seorang Bapak mendekat ke arah kami dan tiba-tiba menegur :

Bapak : “rumahnya dimana Nak?”

Suami : “Bukit Cimanggu pak…”

Bapak : “deket Tasya donk??

Suami : *bengong*

Dina : *bengong juga*

Ternyata selain rejeki, bengong pun bisa dibagi…..

Suami : “maaf, tadi namanya siapa Pak??

Bapak : “Tasya….masak gak kenal sih??” *alis mata menyatu, intonasi suara meninggi*

Terbayang sosok seorang gadis kecil, lucu dan chubby pelantun lagu “Anak Gembala”

[caption id="attachment_215391" align="aligncenter" width="192" caption="si cantik Tasya / Google images"][/caption]

Akhirnya kami menyerah. Daripada urusan jadi panjang dan makin gak jelas (masih ditambah dengan rasa iba), kami pun sepakat mengiyakan. Dalam pikiran kami, paling itu nama saudaranya..

Dina & Suami : “ehm…..iya pak…deket kok….” *asal*

Dengan mata berbinar ceria, very..very..very excited, bak orang habis menang lotere, beliau bertanya kembali,

“Oh ya..deket?? sama Tasya…TASYA UNGU itu??”

MWEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHE…

Jangan kaget ya..kalo pas Ramadhan nanti vokalis UNGU ini menyanyi lagu religi pake kerudung…..

*jatuh gedumbrangan*

Demi rasa solidaritas dan kesetiakawanan yang tinggi kepada sang Bapak, kami harus ikhlas menahan tawa yang tak terperikan ini *cailah*

Seandainya saya berani (sayangnya cemen), saya hanya ingin berpesan kepada Bapak yang budiman itu :

Pak….sebelum infotainment diharamkan, tontonlah dengan seksama penyanyi kita itu bila diwawancara…kalo kacamatanya hilang entah kemana, minta tolong cucunya bacain yaaaaaa….

budina




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline