Lihat ke Halaman Asli

Surat Terbuka untuk Pak Presiden Dari Kami Pengungsi Sinabung

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu saya melihat berita TV, Presiden mau datang ke Sinabung. Beliau juga sudah mengirim bantuan. Senyum lebar menghiasi wajah kami. Memang benar, bahwa kami butuh bantuan. Tetapi yang lebih kami butuhkan adalah kehadiran dan kepedulian pemimpin kami. Kami ingin suara kami didengar, Pak Presiden.

Ternyata benar. Kami baru saja mendapat kabar dari Pak Bupati, bahwa dia akan pergi ke pelabuhan Belawan untuk menerima bantuan Presiden, 8 juta paket katanya. Artinya, kami tidak perlu khawatir kehabisan stok makanan dalam minggu-minggu ke depan.

Tak berapa lama truk-truk pengangkut bantuan datang ke pengungsian kami. Saya ikut bantu, menurunkan tas-tas putih biru berisi makanan. Di depan tas itu tertulis logo Istana Negara. “Ini dari Pak Presiden”, kata orang-orang di sini. Tas-nya cantik Pak, kapan lagi kami punya tas ber-logo Istana. Tas ini kami simpan sebagai kenang-kenangan. Bisa digunakan untuk tempat pakaian, dan lainnya.

Nanti, kalau Pak Presiden sudah berkunjung ke Sinabung, kami akan cerita banyak tentang kehidupan kami di sini. Bapak harus tahu bahwa kami ingin beraktivitas secara normal, anak-anak bisa sekolah kembali, dan kami ingin bekerja kembali. Musibah ini memang tidak besar Pak, namun cukup membuat rumah, lahan dan lingkungan tempat tinggal kami rusak. Kami sangat berharap Pak Presiden mendengar keluhan kami.

Pak Presiden, sungguh kami tidak ingin menyusahkan Bapak, tidak ingin menyusahkan Pak Gubernur, atau Pak Bupati. Bantuan dan uluran Bapak sangat berharga untuk kami. Namun, kami tidak menyerah, kami tetap semangat dan tabah hadapi cobaan ini. Kami tidak ingin hanya menggantungkan dan tidak berusaha. Tidak demikian mental kami.

Di pengungsian, kami saling hibur, anak-anak juga tetap bermain dengan ceria, kesedihan tidak ingin kami tunjukkan. Karena itu hanya membuat kami semakin bersedih. Tentu, kalau ke sini Pak Presiden akan tahu apa yang kami butuhkan, dan apa yang dapat Pak Presiden lakukan. Kami sudah percaya pada Pak Presiden. Percaya bahwa Bapak tetap memperhatikan kami, meski kami tinggal jauh di Gunung Sinabung. Sampai berjumpa di Tanah Karo Pak Presiden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline