Selamat malam para pembaca yang berbahagia. Perkenalkan, nama saya Budiman Prawiroatmojo Danardana, kalian bisa memanggil saya Budiman. Saat ini saya merupakan siswa di kelas 2 SMP Labschool Jakarta. Posisi saya saat ini adalah menjabat sebagai ketua 2 OSIS di sekolah. Hmm, pada kesempatan ini saya ingin berbagi perjuangan saya menjadi ketua OSIS.
Labschool menurut saya adalah sebuah sekolah yang sangat memperhatikan segala aspek, salah satunya adalah pemilihan anggota OSIS. Bagi saya, untuk menjadi seorang pemimpin dalam organisasi yang pertama adalah pengalaman dalam memimpin sebuah organisasi. Apa jadinya seorang yang memimpin organisasi tapi belum pernah memiliki pengalaman organisasi, apalagi posisi yang akan dihadapi adalah pemimpin dalam organisasi. Yang kedua bagi saya adalah keyakinan, salah satu kata yang memotivasi saya adalah "hidup hanya sekali". Mungkin menurut anda kalimat tersebut sudah biasa anda dengar, tapi apabila kita dalami bersama ini akan memberikan perkembangan yang berarti bagi saya, disini saya belajar bagaimana harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Dari pandangan saya selain kesiapan dari diri sendiri, kita harus menunjukan kepada publik bahwa kita layak untuk menjadi pemimpin bagi mereka, dalam konteks ini kita tidak bisa melaukannya dengan cara lisan bahwa saya bisa, saya mampu dan saya berjanji akan begini begitu, hal itu justru akan memberikan pandangan sombong dari publik terhadap kita. Maka, solusinya adalah pembuktian. Saya sebenarnya sama sekali tidak merencanakan strategi ini, saya hanya ingin menjadi yang terbaik dalam sebuah event/acara. Di akhir tahun ajaran 2014-2015, saya memiliki 2 tugas yang cukup berat, yaitu saya menjadi pimpinan produksi penerbitan buku kelas. bersebrangan dengan itu saya juga menjadi ketua pameran lukisan kelas. Sementara kedua acara tersebut dilaksanakan di hari yang bersamaan. Tidak hanya itu, kegiatan itu harus dilaksanakan di bulan puasa. Sesaat pikiran saya tidak karuan, harus mengurus segala keperluan yang dibutuhkan. Alhasil, alhamdulillah kerja keras saya membuahkan hasil, buku yang kami terbitkan bersama laku habis dalam 2 hari dan pameran lukisan berjalan sukses. Hal ini tentu tidak pernah luput dari dukungan teman-teman, keluarga, dan bapak&ibu guru.
Ketiga, siapkan mental dan bangkit dari kegagalan. Seorang pemimpin pasti perjalanannya tidak akan mulus, pasti akan ada yang namanya masalah, entah itu anggota yang kurang paham, kesulitan mencari dana, tidak 1 tujuan, dan sebagainya. Sebagai seorang pemimpin, kita harus bisa meminimalisir kegagalan dan apabila terjadi jangan terlalu membahas masalah terlalu dalam, buat poin-poin masalahnya, lalu cari solusi atas masalah tersebut dan segera bertindak. Saya pernah merasakan hal ini ketika saya harus berhadapan dengan program kerja pensi. kondisi saat itu memang menghawatirkan, pertama kami harus mencari dana untuk kegiatan pentas seni, padahal uang yang ada masi jauh dari target yang diharapkan, yang kedua kami belum bisa menghubungi bintang tamu yang akan tampil dalam pensi, lalu teman-teman yang belum bersatu. Pada saat itu semua tim sudah lelah, pasrah dan bekerja seadanya saja karena sudah H-20. Tindakan yang kami lakukan saat itu adalah membakar semangat teman-teman untuk berpartisipasi dalam pentas seni ini. Kami sebagai pimpinan OSIS diberi waktu untuk bicara. memang kodisi saya saat itu benar-benar marah dan kecewa, saya mersakan sendiri harus meninggalkan pelajaran, mengurangi waktu istirahat saya, dan fokus terhadap pensi tersebut. kebetulan kedua rekan saya tidak bisa berbicara banyak. Pagi hari itu benar-benar saya keluarkan seluruh keluh kesah saya rasa marah dan kecewa saya jadikan satu, bahkan saya marah sambil meneteskan air mata. Alhamdulillah hal itu membuahkan hasil yang sangat signifikan dan pensi berjalan lancar.
Jadilah pemimpin, bukan Bos.. Mengapa demikian? Anda masih muda, kalian mengabdi pada sekolah anda untuk membawa nama baiknya tanpa digaji, so anda harus mengetahui sifat anggota anda, anda harus berfikir bahwa kami bukan organisasi, maksud saya bukannya tidak peduli satu sama lain, tapi kami adalah keluarga yang bersifat fleksibel, bisa dan siap diposisikan dimana saja, kapan saja, dan apabila 1 gagal, maka semua akan gagal.
Yang terakhir, lawanmu mungkin adalah rekan kerjamu. Hal itu yang saya alami disini. Sebenarnya, pemimpin saya merupakan mantan lawan saya dalam hal positif tentunya. Pandangan pertama saya kepadanya adalah ia sosok yang baik, namun setelah mendalami sifatnya, ia orang yang otoriter. saya mulai bersaing dengannya pertama kali dalam ekstrakulikuler. kami sama-sama ingin menjadi peserta terbaik di ekstrakulikuler, namun kebetulan keberuntungan sedang berpihak kepada saya. Namun akhirnya saya gagal mendapatkan jabatan ketua angkatan paskibra dan dia yang mendapatkannya, dan alhamdulillah keberuntungan kembali kepada saya, saya menjabat sebagai Ketua Umum Paskibra SMP Labschool Jakarta. saya pernah mendengar sepatah kata dari kakak kelas saya yaitu "Menang kalah itu biasa, sportifitas luar biasa"
Mungkin ini yang bisa saya sampaikan dalam Postingan pertama saya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. sekian & Terimakasih. Bagi yang ingin menyampaikan tanggapan silahkan mengisi pada kolom dibawah. Selamat Malam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H