Kertas sket lokasi itu Enjang pegang di tangannya. Sejenak dia pandangi, sesekali kertas itu dibolak-balik. Sejurus kemudian kertas itu digulung. Nafas panjang dan dalam Enjang hembuskan. Gurat kebingungan nampak jelas di raut mukanya. Enjang belum tau bagaimana cara merealisasikan mimpinya. Bayangan kesulitan selalu menghantuinya.
Pada suatu kesempatan, keluh kesah itu Enjang sampaikan ke Dian Fajarwati. Penyuluh Kehutanan pendamping yang secara periodik mengunjungi KTH Sukamekar.
Sudah 8 tahun Dian menjadi Penyuluh Kehutanan. Namun baru 3 tahun terakhir ini, Kecamatan Jonggol, Kecamatan Cariu dan Kecamatan Tanjungsari menjadi wilayah kerjanya. Ibu dua anak ini membina 15 KTH di 3 kecamatan tersebut. KTH Sukamekar salah satunya.
Sebagai pendamping, Dian tidak hanya mendengarkan keluh kesah KTH. Tapi juga mencarikan solusi pemecahan masalah. Dia identifikasi masalah yang dihadapi KTH binaannya. Dia buat daftar pilihan solusi dari masalah tersebut. Termasuk permasalahan di KTH Sukamekar.
Sementara itu di tempat dan waktu yang lain. Penyuluh Kehutanan Ahli, Pusat Penyuluhan baru saja menyelesaikan 3 seri buku modul pedoman pelaksanaan sekolah lapangan (SL). Salah satu topiknya adalah Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam (Jasling Wisata Alam). Diperlukan lokasi KTH untuk mengimplementasikan modul SL tersebut. Pusat Penyuluhan selanjutnya menggelar pemilihan lokasi SL Jasling Wisata Alam.
Kabar baik itu akhirnya sampai ke telinga Dian. "Kesempatan emas nih. Dilalah kok yo pas. KTH binaannya sedang punya mimpi wisata alam. Lah ini ada SL Jasling Wisata Alam. Klop sudah" pikir Dian. Kalau istilah sunda mah, mobok manggih gorowong, neunggar cadas manggih emas. Dian yang membobok, KTH yang dapat emasnya.
Dian kemudian mengikutkan KTH Sukamekar dalam kontestasi pemilihan lokasi SL Jasling Wisata Alam tersebut. Setelah bersaing dengan beberapa kontestan KTH lainnya, akhirnya Pusat Penyuluhan menetapkan KTH Sukamekar sebagai lokasi implementasi SL Jasling Wisata Alam.
Medio Juni 2021, akhirnya Dian dan beberapa anggota KTH mengikuti training of facilitator (ToF) Sekolah Lapangan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam (SL Jasling). Kursus singkat bagi fasilitator SL. Tak lupa Dian juga menggandeng beberapa Penyuluh Kehutanan lain untuk mengikuti training tersebut.
Pada training SL tersebut Dian diajarkan bagaimana memfasilitasi SL, menyusun ballot box, menyusun rencana pelaksanaan SL, pertemuan besar, pendalaman materi secara mandiri (PMM), Kader SL, dinamika kelompok dan lain-lain. Pokoknya tetek bengek terkait SL Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam diajarkan disitu. Harapannya ketika gong pelaksanaan SL dimulai, Dian bisa langsung take action. Serta calon peserta SL pun bisa ada gambaran. Apa dan bagaimana SL akan berlangsung nantinya.
Meskipun masih semburat, setidaknya realisasi mimpi Enjang sudah terlihat. Meskipun masih buram, bayangan realisasi mimpi Enjang nampak diantara temaram. Mimpi wisata alam di KTH Sukamekar agaknya lebih dekat dengan kenyataan. Lewat perantara Sekolah Lapangan tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H