Lihat ke Halaman Asli

Budiman Hakim

TERVERIFIKASI

Begitulah kira-kira

Bercanda dengan Sapardi Djoko Damono

Diperbarui: 18 Agustus 2018   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Captured dari IG Sapardi

Sudah cukup lama saya gak ketemu dengan Sapardi Djoko Damono atau biasa dipanggil oleh murid-muridnya dengan SDD. Dia adalah dosen saya. Seumur hidup saya gak akan pernah bilang dia mantan dosen karena selamanya dia akan jadi dosen saya. Kenapa?

Karena sampe sekarang, setiap kali ketemuan, penyair kondang ini masih saja mengajarkan saya tentang keajaiaban sebuah kata. Bagaimana sebuah kata bisa menjelma jadi apa saja.

"Sebuah kata tergantung bagaimana kita memaknainya." Pernah dia bilang begitu dan saya gak akan pernah melupakannya.

Setiap kali saya kangen pada SDD, saya selalu membuka Instagramnya lalu kasih 'LIKE' walaupun 'LIKE' saya selalu tenggelam di ribuan 'LIKE' dari follower lainnya. Tapi saya gak peduli, saya kasih LIKE bukan cuma buat menyenangkan SDD tapi lebih membuat saya merasa terhubung dengan Begawan Kata ini.

Nah, kemarin SDD posting image buku berisi puisi. Abis saya baca, saya iseng aja mau ngebecandain orang tua ini. Saya langsung kasih komen.

"Keliatannya Bapak berbakat di bidang puisi. Kenapa gak jadi penyair aja, Pak?"

Pak SDD langsung nyaut, "Ini tidaklah lucu tapi lucu beneran. Suwer!"

Lucunya, selain Sapardi, ada follower lain yang kasih respon,

"Hehe , Bapak Sapardi mah sudah lama jadi penyair, sudah dari dulu kala," kata orang itu.

Saya tentu jadi geli sendiri. Niatnya mau gangguin Sapardi kok yang kejebak orang lain? Hehehe...tanggung ah, saya terusin aja sekalian.

"Masak? Kok saya blom pernah denger namanya?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline