Lihat ke Halaman Asli

Budiman Hakim

TERVERIFIKASI

Begitulah kira-kira

Barista Tampan di Filosopi Kopi

Diperbarui: 8 Agustus 2018   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si anak magang Leon bekerja penuh totalitas. Foto: Dok pribadi

Kemarin sore, saya iseng ngopi-ngopi sendirian di Filosopi Kopi di Jalan Melawai, Kebayoran Baru. Tempatnya kecil tapi nyaman. Berbeda dengan Filosopi kopi di Yogya yang ukurannya gede banget.

Yang tidak biasa, saya ngeliat salah satu barista baru di sana. Cowok. Umurnya masih muda belia dan wajahnya tampan sekali. Seorang waiter mengatakan bahwa barista itu anak magang yang belum lama bekerja di sana.  

Saya memandang anak itu lekat-lekat dan tanpa disengaja anak itu juga menengok ke arah saya, tersenyum dan melambaikan tangannya. Sekonyong-konyong  darah saya berdesir. Sepertinya saya dilempar oleh waktu ke jaman saya muda dulu. 

"Hi, Om Bud," Tiba-tiba anak itu sudah berdiri di depan saya sambil menyodorkan tangan mengajak salaman.

"Hello. How are you doing?" jawab saya membalas jabatannya.

"I am doing good." sahutnya dengan hangat lalu melanjutkan, "Coffee?".

"Yes. Bring me Cappuccino with the heart image on it." kata saya sambil tersenyum. 

"Good choice. Your coffee will be ready less than 5 minutes." sahut Si Anak Magang sembari berjalan menuju ke arah bar.

Gak lama kemudian kopi yang saya pesan pun datang. Secangkir kopi Cappuccino yang dibuat memakai cinta. Dan cinta itu terukir di atas permukaan kopi. Terus terang saya rada gak tega meminum kopi itu. Takut merusak gambar hatinya.

Cappuccino buatan Si Anak Magang. Dok pribadi

Selesai menghabiskan kopi, saya bangkit dan menengok ke arah anak magang tadi di bar dan melambaikan tangan sebagai tanda pamitan.

"Bye, Leon."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline