"Om Bud, gue dapet job ngajar digital copywriting," kata Adhi.
"Alhamdulillah! Semoga barokah deh sharingnya, ya," kata saya sambil menepuk-nepuk pundaknya.
Adhi dan saya adalah sesama trainer. Nama lengkapnya Adhi Sentanu. Kami beberapa kali ngajar bareng di berbagai seminar dan workshop di kampus-kampus atau di sebuah korporasi. Saat itu saya bertemu dengannya di gathering komunitas trainer di sebuah hotel di bilangan Kebayoran Baru.
"Tapi gue cuma dibayar Rp 15 juta," katanya mulai mengeluh.
"Heh? 15 juta kan gede banget?" Saya mengatakan begitu karena dia memang belum lama jadi trainer dan jam terbangnya masih jauh di bawah saya.
"Emang lo kalo ngajar dibayar berapa, Om Bud?"
"Gue jarang masang harga. Terserah yang ngundang gue aja mau ngasih berapa."
"Masak, sih? Rangenya berapa kira-kira?"
"Wah susah, tuh. Tergantung berapa banyak pesertanya, berapa lama waktunya. Kan ada yang cuma 1 jam dan ada juga yang seharian.
"Kira-kira ajalah biar gue dapet gambarannya," desak Adhi lagi.
"Okay! Pernah ada kementerian yang bayar gue Rp 60 juta. Pernah dibayar TV Swasta, 30 juta. Perusahaan asuransi pernah bayar gue, 20 juta. Telekom pernah bayar gue, 10 juta. Kalo kampus-kampus malah lebih gak terprediksi. Ada yang bayar gue antara Rp 1 juta, ada juga Rp10 juta. Kalo jadi dosen tamu sering dibayar kurang dari 1 juta. Tapi kalo acara yang diselenggarakan mahasiswa tanpa sponsor, seringnya gue gak dibayar."