Ayah saya sering menasihati anak-anaknya, "Allah hanya memberi rejeki pada yang bekerja. Jangan menunggu pekerjaan datang untuk bekerja tapi bekerjalah dulu maka Tuhan akan memberikan pekerjaan padamu."
Dulu saya agak sulit menerjemahkan kalimat ayah saya ini sampai akhirnya seorang office boy bernama, Alan, telah membuka mata saya. Alan adalah seorang office boy yang bekerja di kantor kami, sebuah kantor advertising bernama MACS909. Dia tinggal di luar kota, tepatnya di sebuah desa kecil bernama Desa Sukamanah, di pinggiran Kota Bogor. Itu sebabnya dia hanya pulang pas week end. Sepanjang weed days dia tinggal di kantor untuk menghemat uang.
Ketika semua orang di kantor sudah pulang ke rumah masing-masing, tinggallah Alan seorang diri di dalam ruko berlantai 3 itu. Untuk membantu mengusir rasa sepi, saya meminjamkan gitar yang memang selalu saya tinggal di kantor. Alan senang sekali menerima tawaran tersebut. Dan sejak malam itu dia tidak kuatir lagi diselimuti malam karena sebuah gitar selalu menemaninya menghadapi sepi..
Sampai suatu hari dia berkata, "Om Bud, saya mau berterima kasih sama Om Bud."
"Terima kasih untuk apa?" tanya saya.
"Gara-gara gitar Om Bud, saya udah menciptakan lagu."
"Oh ya? Wah keren banget, Lan? Apa judulnya?" kata saya.
"Sedih kalo diceritain, mah," sahut Alan lagi.
"Hahahahaha...catchy judulnya, Lan."
"Catchy teh naon, Om Bud?"
"Catchy itu gampang diinget oleh otak."