Lihat ke Halaman Asli

Budiman Hakim

TERVERIFIKASI

Begitulah kira-kira

Saya Trauma dengan Perusahaan Asuransi

Diperbarui: 5 November 2017   06:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu hal yang suka mengganggu saya adalah ketika dapet tawaran asuransi dari seseorang. Sebetulnya sih saya seneng-seneng aja ditawarin sesuatu yang bermanfaat tapi kalo asuransi? waduh! Seringkali yang nawarin maksa banget bahkan kadang cenderung neror. Dan yang lebih nyebelin, kadang-kadang yang nawarin itu temen kita sendiri. Dan temen itu, karena berasa berteman, nerornya jauh lebih sadis daripada orang yang kita gak kenal.

Saya suka heran sendiri, pakar-pakar marketing kan sering mengajarkan kita 'perlakukanlah konsumen sebagai teman'. Nah, orang asuransi sering kebalikannya. Mereka memperlakukan teman sebagai konsumen. Gak terhitung saya mendapat pengalaman gak menyenangkan dengan orang asuransi. Dan saya akan cerita salah satu pengalaman itu di bawah ini.

Kriiiing!!! Suara tepon berdering.

"Halo," sapa saya.

"Halo, Bud. Pakabar? David nih, inget ga?"

"Inget Vid. Lagi di mana lo?" Ternyata itu temen saya jaman sekolah menengah dulu.

"Gue sekarang kerja di asuransi. Gue mau presentasiin produk baru gue. Lu maunya di mana? Di kantor lo? Di rumah? Apa di kafe? Gue ikut lo aja."

"Makasih banyak. Gue lagi gak butuh asuransi."

"Eh jangan buru-buru nolak. Lo harus liat dulu benefit dari produk ini. Kalo udah denger pasti lo terkagum-kagum."

"Gak ah. Sorry. Gue udah punya 4 asuransi."

"Udah punya empat? Nah bagus kalo gitu. Lo bisa bandingin dengan empat asuransi lo itu, gue jamin produk gue jauh lebih hebat. Benefitnya lo bisa terima bahkan setelah lo meninggal."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline