Lihat ke Halaman Asli

Budiman Hakim

TERVERIFIKASI

Begitulah kira-kira

Cerpenting #1

Diperbarui: 6 Maret 2017   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

My Brother Reyno.

Reyno yang udah 10 taon tinggal di Belanda dateng ke Indonesia. Dia adalah kakak ipar saya. Saya sendiri baru ketemu dia sekarang karena waktu saya menikah, dia juga ga dateng. Jadinya dia juga belom pernah ketemu sama Leon, anak saya yang sulung.

Mungkin merasa ga enak sama kami, maka pas kelahiran anak kedua, Reyno menyempatkan diri dateng ke Jakarta dan ikut menunggui isteri saya di rumah sakit.

Tanpa banyak kesulitan anak kedua saya pun lahir. Laki-laki lagi, namanya Reo. Alhamdulillah. Reyno girang banget dapet ponakan baru lagi. Setelah selesai mengadzani si orok, Reyno langsung nyamperin saya yang sedang asik menggendong keponakan keduanya.

“Bud, gue boleh gendong ga?” pintanya.

“Boleh dong.” sahut saya sambil menyerahkan bayi mungil itu ke tangannya.

Dengan hati-hati dia menggendong bayi yang usianya belom ada satu jam itu. Ngeliat ponakannya tidur dan keliatan sedikit gelisah, Reno langsung berkomentar, “Wah, anak lo masih jetlag nih, Bud.”

“Hehehehehehe…kok tau dia jetlag.” saya mencoba menimpali komentarnya.

“Ya pastilah jetlag. Gue yang dari Armsterdam aja jetlag, apalagi dia yang dari alam lain.”

Wah, bener juga logikanya ya? Hahahahahahaha…Saya suka kagum sama orang yang bisa kepikiran logika yang aneh-aneh.

Ketika Vina udah sadar dan kembali dari kamar operasi, Reyno bertanya ke adiknya yang masih terbaring di tempat tidur, “Vin, lo ngelahirinnya manual apa matic?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline