Lihat ke Halaman Asli

Budiman

Penulis ⦁ Mubaligh ⦁ Guru

Mengenal Para Peneliti Sekaligus Pakar Tafsir Nusantara

Diperbarui: 9 Desember 2024   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal pakar tafsir Indonesia (sumber: canva.com)

Dalam khazanah Islam di Indonesia, tafsir Al-Qur'an memiliki tempat yang sangat penting. Tidak hanya menjadi pedoman kehidupan beragama, tafsir juga menjadi medium dialog antara nilai-nilai universal Islam dengan konteks sosial dan budaya lokal. 

Sejarah mencatat kehadiran para pakar tafsir di Nusantara yang memberikan kontribusi besar dalam memperkenalkan dan memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur'an. Mereka tidak hanya menulis, tetapi juga membangun tradisi intelektual yang membumi di tengah masyarakat.

Mereka Para Pembawa Obor Tafsir Nusantara

1. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy: Tafsir untuk Semua Zaman

T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy (sumber: tirto.id)

T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy lahir pada 10 Maret 1904 di Lhokseumawe, Aceh. Ia merupakan seorang ulama dan cendekiawan Muslim yang berperan penting dalam pengembangan ilmu tafsir dan fikih di Indonesia. 

Setelah menempuh pendidikan di berbagai pesantren dan perguruan tinggi, ia menjadi dosen di PTAIN Yogyakarta dan menulis lebih dari 50 buku, termasuk Tafsir An-Nur dan Tafsir al-Bayan. Hasbi dikenal sebagai tokoh pembaharu Islam yang mengedepankan fikih yang relevan dengan konteks zaman. Ia wafat pada 9 Desember 1975.

T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy dikenal sebagai salah satu ulama yang berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu Al-Qur'an dan tafsir di Indonesia. Karya-karyanya, seperti *Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir*, *Ilmu-Ilmu Al-Qur'an (Ulumul Quran)*, serta *Kitab Tafsir Al-Qur'an Majid An-Nur* dan *Kitab Tafsir al-Bayan*, terus dijadikan rujukan dalam studi tafsir hingga saat ini

2. Shaleh Darat: Tafsir dengan Rasa Jawa

KH Shaleh Darat (sumber: hidayatuna.com)

Shaleh Darat adalah seorang ulama yang lahir di Semarang pada abad ke-19. Ia dikenal dengan karya Tafsir Faidh ar-Rahman, yang ditulis dalam aksara pegon dan menggunakan bahasa Jawa. Karyanya ini sangat berpengaruh dalam memperkenalkan tafsir kepada masyarakat Jawa. Tafsir ini mudah dipahami oleh masyarakat Jawa karena menggunakan bahasa sehari-hari mereka.

3. Nawawi al-Bantani: Tafsir Marah Labid

Nawawi al-Bantani (sumber: hidayatuna.com)

Nawawi al-Bantani lahir pada tahun 1813 di Banten. Ia terkenal dengan karyanya Tafsir Marah Labid, yang merupakan terjemahan dari Tafsir Jalalayn. Nawawi berusaha menggabungkan tradisi tafsir klasik dengan konteks lokal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline