Lihat ke Halaman Asli

Budiman

Penulis ⦁ Mubaligh ⦁ Guru

Wejangan Emas Prof Haedar Nashir Bagi Para Dai dan Mubaligh Muhammadiyah Terkait Dakwah di Medsos

Diperbarui: 15 Juli 2023   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketum Muhammadiyah Prof Haedar (sumber: muhammadiyah.or.id)

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, menyatakan bahwa dalam era revolusi teknologi, media sosial (medsos) telah menjadi realitas yang nyata, bukan lagi sekadar dunia maya. Prof Haedar mengungkapkan pandangan ini saat memberikan amanat dalam rapat kerja nasional (rakernas) Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah yang diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pada Jumat (14/7/2023).

Muhammadiyah Harus Adaptif Tak Larut Dalam Sistem

Menurut Prof Haedar, Muhammadiyah tidak dapat terlepas dari pengaruh era ini dan harus mampu hidup dengan cara menghasilkan karya-karya kemajuan yang mempengaruhi realitas, bukan sekadar dipengaruhi oleh perubahan tersebut. Prof juga menyatakan pentingnya Muhammadiyah untuk tetap adaptif tanpa larut dalam sistem, terutama dalam dakwah. Dia menggarisbawahi perlunya Muhammadiyah beradaptasi dengan meningkatkan jumlah mubaligh yang tidak hanya memiliki pengetahuan mendalam, tetapi juga memiliki tampilan dan gaya penyampaian yang menarik.

Beliau menjelaskan bahwa Muhammadiyah, sebagai organisasi modern dan maju, memiliki potensi untuk berkontribusi dalam membangun Indonesia. Ia menekankan pentingnya kemampuan Muhammadiyah dalam mengintegrasikan dunia digital ke dalam kepemimpinan organisasi. Prof juga menekankan perlunya menjaga dan merawat pola yang telah terbangun. Dalam konteks ini, MPI menjadi organ Muhammadiyah yang dapat mendinamisasi dan memanfaatkan proses baru dalam era ini. MPI memiliki potensi untuk menghasilkan berbagai konten, sajian, dan karya inovatif, inspiratif, serta informatif yang dapat memengaruhi ruang publik.

Mubaligh Muhammadiyah Tak Boleh Ketinggalan Zaman dalam Berdakwah

Prof Haedar menambahkan bahwa Muhammadiyah perlu menciptakan mubaligh yang mampu menginspirasi generasi muda melalui berbagai platform media terkini. Menurutnya, mubaligh harus memiliki tampilan yang tidak ketinggalan zaman dan kemampuan berbicara yang baik. Haedar juga berpendapat bahwa mubaligh Muhammadiyah harus tetap beradaptasi dengan keberlanjutan dakwah dan tidak terjerumus dalam pengaruh media sosial. Ia menegaskan bahwa pesan-pesan agama harus disampaikan secara menarik dengan didasarkan pada landasan ilmu pengetahuan yang kokoh.

Sebagai bagian dari realitas kehidupan, Ketum menyatakan bahwa mubaligh Muhammadiyah tidak boleh mengabaikan atau bahkan menentang media sosial. Sebaliknya, berbagai platform media sosial harus diisi dengan konten-konten positif yang memiliki nilai-nilai yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline