Lihat ke Halaman Asli

TGPF Apa Lagi Ini?

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah..terjadilah Tragedi Mesuji - 30 orang meregang nyawa, yang awalnya tersembunyi dibalik berita lain. Akhirnya terungkap !

Pemerintah tetap sigap, trengginas..walaupun sudah jelas-jelas telat, tapi tak apa..kata pepetah, "Biarlah terlambat daripada tidak sama sekali". Lalu, seiring gencarnya media memberitakan, yan "di atas sana" pun sibuk juga membuat penangkal kecaman, minimal tidak 100% dipersalahkan.

Maka dibentuklah sebuah tim (lagi..lagi) yakni TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) Tragedi Mesuji - menyusul "kesuksesan" tim-tim yang lain, yakni TPMH (Tim Pemberantasan Mafia Hukum) - yang kinerjanya belum ketahuan ujungnya sampai sekarang, atau bahkan boleh dibuat  joke seperti ini, "Lha mafia kan di Italia, ini Indonesia..kapan ketemuanya mafianya ?".

Sama dan seirama dengan tim yang lain, yakni "Tim 8" , masih ingat kasus Anggodo Widjojo (hasilnya apa ?), terus disusul dengan "Tim 9" (kalau ada..), "Tim Penangkal Anti Terorisme", kemudian "Tim Pencari Fakta Kasus Nazaruddin", disusul "Tim Anti Suap bla..bla.."

Fenomena apa seperti ini ?

Pemerintah sangat terkesan tidak tegas, dan ini ujung-ujungnya tidak menyelsaikan masalah, hanya menjadi alat pengulur waktu yang paling efektif. Dengar pendapat, press confrence, dialog-dialog, sebuah pernyataan resmi, bertemu Komisi III DPR, dibuat RUU, dialog lagi, dan hasilnya....NOL !

Ini bukan omong kosong, tragedi BLBI, Kasus Bank Century, Wisma Atlet, Gayus, Travel Cek Miranda, mana hasilnya..? Kita hanya menyaksikan, persidangan yang nggak tuntas yang memakan waktu lama dan bertele-tele, toh..akhirnya masyarakat lupa, media dibuat bosan, dan pengalihan isu dengan isu lain. Ini sajalah kerja pemimpin kita - waktu diulur, tapi korupsi jalan terus, peringkat korupsi semakin turun bukan karena jumlah koruptor turun tetapi "formulasi korupsi di Indonesia ini, sudah tidak  bisa dihitung lagi".

Harapan kita..cepatlah PEMILU agar ditemukan sosok pemimpin yang tidak bertele-tele, dan posisi negeri ini semakin carut-marut, diatas kertas tidak bangkrut - tapi realitanya, rakyat semakin sulit hidup.

Oh, ya bentuk lagi "Tim Pencari Fakta Rakyat Koq Susah"..asyik kan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline