Lihat ke Halaman Asli

Politik "Tipu-tipu"

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepala kita semakin puyeng mendengar berbagai berita terkait korupsi plus sanggahan-sanggahan yang tidak jelas kebenarannya tetapi jelas "ketidakbenarannya". Juga berabagai trik "tingkat tinggi", tapi intelegensi "tingkat rendah" terus dijalankan oleh sosok-sosok oportunis di negeri ini.

Sejak kasus mega korupsi Bank Century, dan seterusnya dan seterusnya - rakyat hanya disuguhi tontonan yang berlarut-larut namun ujung-ujungnya "tak selesai", percayalah kasus korupsi Wisma Atlet ini muaranya adalah "tak selesai".

Kenapa begitu ?

Memang begitu, mencuatnya sebuah atau beberapa buah kasus korupsi ke permukaan karena ada informasi dari wartawan, atau orang dalam - yang memang layak di investigasi dan diadili, tapi bagaimana dibuat cara supaya inis emakin berlarut, membingungkan layaknya benang kusut yang dibasahkan dan tujuan akhirnya adalah "tak selesai" dan mengharapkan rakyat bosan dan lupa.

"Politik tipu-tipu" ini memang paling ampuh untuk menutupi "kejahatan nyata", semua personil dikerahkan sekuat tenaga, mulai dari praktisi, ilmuwan, ahli-ahli dan tokoh-tokoh sampai sosok yang ada dipemerintahan untuk "melegalkan" politik tipu-tipu ini.

Makin banyak penipu di negara ini, dan celakanya penipu-penipu ini semakin tidak tahu malu dan mencari-cari dukungan untuk menguatkan aksi "tipu-tipu" nya.

Semua media, baik itu surat kabar, majalah dan teve menyediakan waktu untuk bicara dengan "penipu-penipu" ini, penipu rakyat dan pecundang diri yang mengatasnamakan keadilan dan kebenaran.

Ah, aksi "tipuan" yang sebenarnya sudah kita ketahui bersama.

Lihatlah, mana ada satupun tokoh reformasi 1998 yang ada sekarang ini. Siapa dia ? Entah dimana dia waktu di masa mahasiswa bergolak menentang ketidakadilan ! Eh, tiba-tiba tokoh-tokoh ini muncul, membawa cerita-cerita reformasi dan niat perubahan, tapi itu hanya untuk "mengelabui" alias "tipu-tipu".

Berkumpulnya para penipu ini, akan makin menyengsarakan rakyat, membuat suasana semakin keruh dan kesejahteraan yang tak pernah tercapai kecuali buat dirinya.

Kapan kita mau maju ? Entah kapan...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline