Lihat ke Halaman Asli

Cita-cita Aneh Seorang Anak

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kisah ini saya dapat sewaktu sholat Jumat, minggu lalu. Sholat disebuah mesjid kompleks perkatoran di kawasan Sudirman, Jakarta. Karena ukuran masjidnya terlalu kecil, maka jemaah "meluber" sampai ke halaman parkir.

Biasalah, ada orang yang tekun mendengarkan "khatib" berkhutbah, ada juga yang kelihatan seolah-olah menyimak, sambil menutup mata, kepala tertunduk - seakan tafakkur, tapi tertunduknya kepala koq hampir mengenai lututnya sendiri ? What's mean ? Tak lain orang tersebut tertidur pules.

Namun, bukan ini yang mau saya ceritakan. Tapi esensi dari khutbah Jumat tersebut, yang sungguh sangat mengagetkan saya dan mungkin beberapa jemaah lain, ceramahnya tak panjang, tapi benar-benar saya terhenyak dan sekaligus saya fikir-fikir sangat relevan dengan situasi sekarang ini.

Singkatnya, isi khutbah sang khatib seperti ini :

"Dalam kunjungan saya kebeberapa sekolah dasar, kira-kira dua minggu lalu..biasalah, saya suka nanya-nanya ke anak-anak, sekaligus member mereka nasehat-nasehat agama buat diterapkan di rumah atau di lingkungan sehari-hari", demikian khatib memulai.

"Nah, pada satu kelas, kalau tidak salah, kelas 5 SD. Ada empat orang anak lelaki saya panggil ke depan, menanyakan apa cita-cita mereka"

"Sebutlah namanya si Amir, saya tanya kalau sudah besar mau jadi apa?"

"Mau jadi dokter", jawabnya.

"Kemudian, saya bertanya pada, sebutlah namanya Badu, kamu cita-citanya kalau sudah besar mau jadi apa ?"

"Mau jadi pilot", tegasnya.

"Saya lanjut ke Hendy, saya tanyakan ke dia, kalo kamu mau jadi apa ?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline