Lihat ke Halaman Asli

Awas, "Fogging"!

Diperbarui: 23 Februari 2017   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13342912081150185735

Gara-gara nyamuk atau akibat ulah sendiri? Itulah yang terpikir kala membaca surat  dari RT yang tergeletak di atas meja. Dua hari kemudian (11/4/2012) asap putih tebal pun menyelimuti rumah-rumah di tiga RT di Kelurahan Jati Padang Pasar Minggu. Warga pun bergerombol di luar rumah sembari menutup hidung dengan tangan, atau wajah tertutup kain alakadarnya demi menghindar dari bau kerosin. Dua petugas diantar Pak RT dengan sigap masuk ke lorong dan gang sempit, lalu masuk ke setiap rumah. Walau tidak harus ada dan terlihat di sudut rumah dan perkampungan, nyamuk dewasa menjadi sasarannya.

[caption id="attachment_171409" align="alignnone" width="603" caption="Bukan kabut pagi hari, namun saat kesehatan lingkungan terabaikan (dok.pribadi)"][/caption]

Nyamuk mungkin  serangga paling menjengkelkan di Indonesia. Saya meyakini hampir 100 persen penduduk Indonesia pernah merasakan gigitannya. Masih syukur jika mereka cuma berputar-putar, walau suaranya bikin senewen. Saat mereka mendarat di permukaan kulit, lalu seenaknya saja menghisap sebagian darah, kejengkelan pun bertambah. Jika cuma gatal saja tidak mengapa. Namun saat badan meriang beberapa hari – bahkan ada yang tanpa deman sama sekali, lalu tiba-tiba dingin dan lemas tak berdaya, pikiran pun mulai kalut. Ketika hasil tes darah menyebuktan kadar trombosit terjun bebas hingga di bawah  100 ribu, kalut makin menjadi-jadi.  Akhirnya keluar hasil diagnosanya: Deman Berdarah.

Vonis demam berdarah dari dokter pun dilaporkan ke ketua RT/RW.  Jika korbannya banyak, atau terjadi epidemi di wilayah tertentu, maka salah satu tindakan dari Dinas Kesehatan atau Puskesmas adalah fogging. Akhirnya semua dipukul rata, satu kompleks pun kena sasaran fogging, bahkan setiap sudut di dalam rumah pun diasapi. Kita pun dibuat repot lagi sebelum dan sesudah fogging.

[caption id="attachment_171410" align="alignnone" width="603" caption="Petugas fogging dan Pak RT bahu-membahu di dalam rumah (dok.pribadi)"]

13342913731982582756

[/caption]

Dulu pengasapan bercampur pestisida biasanya dilakukan di sawah-sawah guna mengusir hama tikus. Atau saat petani menyemprotkan insektisida di sawah-sawah untuk mematikan hama wereng. Kini aerosol atau semburan asap putih itu bisa memenuhi rumah-rumah. Memang berabe, namun demi kesehatan lingkungan, rumah pun harus direlakan dibombardir dengan semburan asap putih berbau minyak tanah. Penghuni harus menyingkir beberapa saat, bahkan bisa dalam hitungan jam. Berbahayakan bagi manusia?

[caption id="attachment_171412" align="alignnone" width="609" caption="Mas, pakai masker dong, nanti menghirup insektisida lho (dok.pribadi)"]

133429148799966474

[/caption]

Namanya juga insektisida, pasti ada risikonya. Bukan terhadap nyamuknya saja, namun akumulasinya pun bisa mengancam kesehatan manusia. Apalagi jika dosis tinggi atau terakumulasi dalam tubuh manusia. Lalu, bahan kimia apa sih yang disemprotkan itu? [caption id="attachment_171413" align="alignnone" width="607" caption="Jenis insektisida yang digunakan pada fogging melawan nyamuk (sumber: WHO)"]

1334291625577597709

[/caption]

Klasifikasi bahaya bahan aktif atau Active Ingredient (Ai) pada standar WHO adalah: “Class II, moderately hazardous; class III, slightly hazardous; class U, unlikely to pose an acute hazard in normal use”.  Itulah mengapa dosis insectisida pada fogging termasuk faktor yang tertuang dalam standar prosedur. Selain bertujuan mematikan nyamuk secara efektif – jangan sampai mereka malah kebal- dosis insektisida perlu dikendalikan agar tidak berdampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungannya.

*****

Fogging bertujuan untuk mematikan nyamuk dewasa, setidaknya nyamuk yang sudah bisa mengudara.  Bukan telur atau jentiknya, yang pada saat yang sama mungkin bersemayam aman di menara air atau genangan air yang tidak bisa ditembus asap.  Fogging menjadi opsi terakhir ketika wabah deman berdarah terjadi di satu wilayah. Tindakan kuratif terhadap lingkungan yang banyak nyamuk, yang patut diduga sebagai vector atau pembawa virus yang bisa membuat manusia menderita. Kata WHO: “Space spraying of insecticides (fogging) should not be used except in an epidemic situation”. Prosedur standar pun diberlakukan, sebelum dan sesudah tindakan fogging, termasuk spesifikasi dan kalibrasi alat penyemprot.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline