Lihat ke Halaman Asli

NRI Indonesia Terperosok

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13337632151624478198

[caption id="attachment_170368" align="alignnone" width="596" caption="Merah mendominasi di wilayah utara (Sumber: World Economy Forum)"][/caption]

Indonesia terjun bebas, terperosok dalam ketidakberdayaan di bidang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Tidak tanggung-tanggung, 27 anak tangga negeri ini terjerembab karena kegagalaannya dalam memberdayakan fungsi TIK demi perkembangan ekonomi dan masyarakat. Keterperosokan tersebut disebutkan oleh World Economic Forum tahun yang secara rutin mempublikasikan Networked readiness Index (NRI).

Word Economic Forum kembali merilis The Global Information Technology Report 2012, dengan sub judul “Living in a Hyperconnected World”. Laporan tersebut memeringkat 142 Negara berdasarkan NRI. NRI mengukur sejauh mana negara maju dan berkembang di seluruh dunia memanfaatkan TIK untuk meningkatkan daya saing. TIK dianggap menjadi faktor pendorong utama yang bisa memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial di sebuah negara.

[caption id="attachment_170367" align="alignnone" width="591" caption="Kerangka Networked Readiness Index (Sumber: World Economy Forum)"]

13337631171625700279

[/caption]

Peringkat Indonesia melorot dari peringkat 53 – dengan nilai indeks 3,92- pada edisi 2011 menjadi peringkat 80 – dengan nilai indeks 3.75- pada edisi 2012 ini.  Lagi-lagi Indonesia kalah sama Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand yang menempati posisi 2, 29, 54, dan 77. Peringkat pertama dunianya ditempati oleh Swedia dengan nilai NRI sebesar 5,94. Yang menarik adalah negara-negara skandinavia yang mendominasi sepuluh besar, yaitu Swedia, Finlandia, Denmark, dan Norwegia. Wilayah eropa utara yang dulu terkenal dengan pelaut ulung Viking-nya, ternyata saat ini menjadi negara termaju dalam pemanfaatan TIK.

Mari kita telaah kemerosotan Indonesia ini dengan mencermati posisi indikator-indikator yang digunakan untuk menghitung NRI. NRI terdiri dari empat subindeks yaitu (1) lingkungan TIK; (2) kesiapan masyarakat untuk menggunakan TIK; (3) penggunaan yang sebenarnya dari semua pemangku kepentingan utama, dan, akhirnya, (4) dampak ICT terhadap perekonomian dan masyarakat. Tiga subindeks pertama dapat dianggap sebagai faktor pendorong atau drivers, sedengkan subindeks keempat merupakan dampak dari pemanfaatan TIK. Keempat subindexes dibagi menjadi 10 pilar dan 53 variabel sesuai dengan struktur sebagai berikut:

[caption id="attachment_170369" align="alignnone" width="592" caption="Subindeks dan pilar NRI (sumber: World Economy Forum)"]

13337632811863108807

[/caption]

Berikut posisi Indonesia untuk masing-masing pilar dibandingkan rata-rata kelompok negara yang berpenghasilan menengah-bawah (lower middle income):

[caption id="attachment_170370" align="alignnone" width="573" caption="Indonesia masih unggul dari negara-negara "]

13337634371302941986

[/caption]

Secara umum semua pilar menunjukkan Indonesia memang masih mengkhatirkan dalam pemanfaatan TIK ini. Memang ada pilar yang bisa dianggap sebagai  “pelipur lara” yaitu affordability yang menempati peringkat ke-34. Namun jika dikonotasikan negatif, justru itu menunjukkan Indonesia masih tergolong: “Nafsu dan tenaga lumayan, namun masih tetap loyo”.  Indonesia dianggap paling “ngos-ngosan” pada lingkungan politik dan regulasi, infrastruktur, pemanfaatan TIK oleh individual, serta dampaknya terhadap ekonomi.  Berikut peringkat untuk masing-masing sub indeks dan pilarnya.

Environment subindex: 72 1st pillar: Political and regulatory environment: 88 2nd pillar: Business and innovation environment: 64 Readiness subindex: 74 3rd pillar: Infrastructure and digital content: 103 4th pillar: Affordability: 34 5th pillar: Skills: 69 Usage subindex: 85 6th pillar: Individual usage: 103 7th pillar: Business usage: 49 8th pillar: Government usage: 75 Impact subindex: 86 9th pillar: Economic impacts: 106 10th pillar: Social impacts: 66 Memang ada sedikit perbaikan metodologi jika dibandikan dengan edisi 2011 yang hanya menggunakan tiga subindeks yaitu Environment component, Readiness component, dan Usage component, yang dirinci menjadi 9 pilar. Pada edisi 2012, ada penambahan sub indeks baru yaitu dampak pemanfaatan TIK terhadap ekonomi dan sosial.  Berikut peringkat Indonesia pada 9 pilar tersebut pada NRI edisi 2011. Market environment: 37 Political and regulatory environment: 72 Infrastructure environment: 74 Individual readiness: 18 Business readiness: 42 Government readiness: 51 Individual usage: 87 Business usage: 50 Government usage: 82

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline