-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hape berdering singkat di pagi hari. Satu sms masuk, "Saya sudah forward acceptance dari Bangkok :)". Saya tidak langsung me-reply karena jari-jari masih terasa kaku. Hmmm lebay ya :) Padahal tinggal memijit touch screen saja. Saya pun membuka surat elektronik, langsung terbaca subject: "Notification of Acceptance (SIBR)". Senyum kecil pun menghias bibir, terbayang pantai Pattaya dan kehidupan malam di Bangkok. Kok urusan scientific paper malah terpinggirkan ya :)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekilas New Economy dan Digital Divide
Hubungan antara kesenjangan digital dengan perkembangan perekonomian menjadi salah satu topik riset yang berkembang pesat pada dekade terakhir. Berbagai istilah yang mengkombinasikan konsep digital atau electronic dengan konsep-konsep ekonomi pun mulai bermunculan. E-Commerce, E-Finance, E-Banking, E-Business, E-Money, dan berbagai kombinasi yang menggandengkan huruf "E"" dengan istilah-istilah ekonomi lainnya. Keberadaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan pengertian atau perspektif baru- kalau tidak bisa disebut paradigma baru, terhadap perkembangan ilmu ekonomi. Perspektif ekonomi atau dampak ekonomi dari TIK pun menjadi bidang ilmu baru, yaitu Digital Economy dan New Economy.
Definisi Digital Economy versi Encarta Dictionary adalah "Business transactions on the Internet: the marketplace that exists on the Internet". Walaupun ada beberapa ahli atau lembaga yang tidak membedakan Digital Economy dengan New Economy, pengertian Digital Economy lebih menitikberatkan pada transaksi dan pasar yang terjadi di dunia internet. Pengertian yang lebih luas dari sekedar transaksi atau pasar adalah New Economy yang menurut PC Magazine adalah "The impact of information technology on the economy". Pengertiannya lebih menonjolkan pada penerapan teknologi informasi pada bidang ekonomi. Bisa dimengerti karena PC Magazine adalah majalah khusus tentang dunia IT :) Majalah The Economist menyebutkan bahwa isitilah New Economy lahir karena keberadaan IT dan globalisasi yang menyebabkan terjadinya tingkat produktifitas dan pertumbuhan (perusahaan atau negara) sangat tinggi. Istilah New Economy memang pertama kali muncul di Amerika Serikat. Menurut studi Kauffman dan ITIF, New Economy diukur dengan sejumlah indikator yang dikelompokkan dalam lima komponen yaitu pekerjaan berbasis pengetahuan, globalisasi, dinamisme ekonomi, transformasi ke digital economy, dan kapasitas inovasi teknologis.
Mengacu ke beberapa definisi dan indikator pengukuran New Economy, sudah dapat diduga bahwa Indonesia masih belum mencapai atau mengandalkan New Economy dalam perkembangan perekonomian nasional. Sedikit gambaran mengenai laju penerapan ICT di Indonesia dan posisinya di tingkat international dapat dilihat di tulisan "Dowloader Society". Indikasinya adalah masih rendahnya penetrasi ICT- atau sering disebut ICT Density. Perbedaaan ICT density antar kelompok tersebut disebut dengan kesenjangan digital atau Digital Divide. Pengertian kelompok bisa ditinjau antar negara (misalnya negara maju vs negara berkembang), antar demografi individual (pria vs wanita, pendidikan tinggi vs rendah, antar profesi), antar geografis (Kota vs Desa, Jawa vs Luar Jawa), atau antar tipe bisnis (antar sektor usaha, industri besar vs kecil).
Dan dengan modal kesenjangan digital akhirnya teman saya berencana pelesir ke Bangkok :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H