Lihat ke Halaman Asli

Budi Hartoyo Wahidin

Pembelajar Pendidikan dan Sosiologi

Menjaga Eksistensi dan Mengedukasi Bahasa Daerah

Diperbarui: 25 Januari 2024   04:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kesyukuran sebagai bangsa Indonesia adalah diciptakannya bangsa ini dengan keragaman sosial dan budaya. Sebagai orang Indonesia, ini adalah anugrah yang Tuhan hadiahkan kepada negeri ini, dan harus disyukuri. 

Keragaman sosial dan budaya Indonesia terbentang mulai dari ujung Barat sampai ujung Timur. Keragaman ini tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Konteks keragaman sosial dan budaya ini, mulai dari perbedaan adat istiadat, suku bangsa, pakaian adat, rumah adat, tari tradisional, kesenian daerah, lagu daerah, sampai keragaman yang dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berkomunikasi. Keragaman itu tidak lain adalah bahasa daerah.

Bahasa daerah adalah salah satu jenis keragaman sosial dan budaya di Indonesia yang tidak semua bangsa di dunia miliki. Sebuah keunikan dan kekayaan tersendiri yang tentu harus dijaga dan dilestarikan eksistensinya. 

Tentu saja, agar eksistensi dan keberlangsungan penggunaan bahasa daerah ini tidak akan menemui ancaman kepunahan. Karena bukan hal yang tidak mungkin, dalam berapa tahun yang akan datang, bahasa daerah ini, benar-benar akan menemui masa kepunahan. Dan ini menjadi pekerjaan setiap orang dan tentu pemerintah.

Menurut data di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Penelitian ini telah diidentifikasi dan divalidasi sejak tahun 1991 hingga 2019. Terdapat 718 bahasa dari 2.560 daerah pengamatan, yang tersebar dari seluruh wilayah Indonesia. 

Data bahasa daerah ini, tidak termasuk dialek dan subdialek. Jumlah yang cukup besar dan tentu memerlukan upaya-upaya yang besar pula untuk bisa menjaga eksistensi ini.

Lalu pertanyaannya adalah, bagaimana upaya dalam menjaga dan melestarikan bahasa daerah ini ? Setidaknya ada beberapa upaya untuk menjaga eksistensi bahasa daerah agar bisa terawat dan bisa membumi dari generasi ke generasi. 

Pertama, upaya ini harus hadir dihadirkan ditengah-tengah keluarga. Artinya sebagai orangtua, harus bisa mengedukasi anak-anak. Yang paling sederhana adalah, hal secara alamiah terjadi ditengah keluarga. Yakni, bahasa komunikasi yang digunakan oleh orangtuanya, adalah bahasa daerah dimana mereka berasal.

Kemudian untuk mengedukasi lebih lanjut, membuat kegiatan atau waktu khsusus untuk mengenalkan dan mengajarkan anak dengan bahasa daerah. Meskipun upaya pertama ini,  biasanya terkendala ketika kedua orangtuanya, bukan berasal dari bahasa daerah yang sama. Tetapi ini bukanlah kendala yang besar, justru malah bisa mengedukasi dengan dua bahasa daerah sekaligus.

Upaya yang kedua melalui jalur pendidikan, bahasa daerah selama ini sudah masuk struktur kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan. Sebagai contoh di wilayah Jawa Barat, bahasa sunda sudah banyak diajarkan di sekolah-sekolah. 

Contoh lain, bahasa cirebon atau basa bebasan, sudah masuk pelajaran di sekolah-sekolah yang berada di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon, mungkin juga di wilayah Kabupaten Indramayu. Karena di tiga wilayah itu, memang secara umum, bahasa keseharian masyarakatnya adalah bahasa jawa Cerbonan dan Dermayuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline