Lihat ke Halaman Asli

Ketika Lapar

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tertegun. Bengong. Kubiarkan hidung ini menerima tarian-tarian bumbu sedap dari warung itu.

Sesekali ku telan liur ku. Ku usap perut ini yang sudah mulai bergejolak.

Berkali-kali aku melihat isi kantong ini.

Gak ada yang berubah, hanya tiga keping 500an rupiah.

Ku urungkan niat aku untuk sekedar mencicip masakan di warung itu.

Dan aku mulai memainkan khayal.

Diantara bau semerbak harum bumbu sedap.

Ah.... Sekarang cara terbaik ku untuk menahan lapar adalah. Tidur !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline