Lihat ke Halaman Asli

Ketika Banser dan Ansor Mengawasi Tablig Akbar HTI

Diperbarui: 8 Mei 2017   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggota Banser dan Ansor Kabupaten Kotawaringin Barat mengawasi tablig akbar HTI di Pangkalan Bun, Minggu, 9 April 2017

Salawat diiringi rebana menyambut Habib Husein Bin Alwi Bin Agil di hall Pasar Indra Sari, Pangkalan Bun, baru saja usai, saat pekik keras takbir menggema berulang kali dari sebuah masjid di sebelah pasar yang hanya berbatas sebuah sungai kecil.

Seorang pria paruh baya buru-buru keluar dari dalam hall itu. "Ada apa itu? Ada apa?" tanya lelaki bernama Yusuf Al Habsy itu.

Dua kegiatan berbeda, namun sama-sama tablig akbar, berlangsung di tempat yang berdampingan, itu Minggu (9/4/2017) pagi. Di hall, jemaah pengajian pedagang pasar, mendatangkan Habaib kondang dari Probolinggo, Jawa Timur. Di sebelahnya, Masjid Sirajul Muhtadin, Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kabupaten Kotawaringin Barat punya hajatan.

Namun, pemandangan berbeda terlihat di kawasan masjid. Ar rayah, atau bendera hitam dan putih yang bertuliskan kalimat tauhid, begitu mencolok di sekitar masjid. Puluhan aparat keamanan, polisi dan tentara, plus ormas dengan pakaian loreng mirip tentara berjaga-jaga. Mereka adalah anggota Banser Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kotawaringin Barat.

Menolak tema khilafah

Banser berjaga di kegiatan HTI baru kali ini terjadi di Pangkalan Bun. Namun, aktivitas Banser itu sejatinya bukan secara khusus untuk mengamankan kegiatan HTI itu. Kehadiran mereka sebagai respons atas penolakannya terhadap kegiatan HTI yang mengampanyekan khilafah.

Beberapa hari sebelum kegiatan ini berlangsung GP Ansor Kotawaringin Barat sudah menyampaikan pernyataannya pada polisi keberatannya terhadap kegiatan HTI yang mengusung tema 'Khilafah Kewajiban Syar'i, Jalan Kebangkitan Umat'. Mereka menganggagp, propaganda khilafat bila dibiarkan bisa mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kita menolak tablig akbar karena temanya. Mau mereka konvoi, mau tablig akbar, silakan. Hanya temanya saja kami minta diganti," kata Abdul Sahel, Ketua GP Ansor Kotawaringin Barat, dalam konferensi persnya, Jumat (7/4/2017) malam.

Mereka juga mengancam menurunkan spanduk-spanduk HTI yang mengampanyekan khilafah. Situasi memang agak alot karena pihak GP Ansor merasa audiensi pertamanya yang menyatakan keberatannya dengan kegiatan HIT pada Rabu (5/4/2017) belum mendapat tanggapan dari Polres Kotawaringin Barat.

Kesepakatan dengan polisi baru diperoleh Sabtu (8/4/2017) malam, bahwa kegiatan HTI tetap berjalan dengan pihak GP Ansor dan Banser diperbolehkan memonitor kegiatan itu. "Tablig akbar HTI Kobar tetap berjalan dengan jaminan tidak akan menyinggung tema tentang khilafah," ungkap Sahel, di Sekretariat GP Ansor di Kantor Nahdlatul Ulama (NU) Kotawaringin Barat, Minggu (9/4/2017) pagi.

Sahel menambahkan, dalam pertemuan dengan kepolisian juga disepakati untuk digelarnya pertemuan lanjutan dengan pemerintah daerah dan berbagai ormas untuk membahas isu khilafah itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline