"Journalism without a moral position is impossible. Every journalist is a moralist. It's absolutely unavoidable. A journalist is someone who looks at the world and the way it works, someone who takes a close look at things every day, someone who represents the world, the event, for others. " Marguerite Duras
Kiranya begitulah, definisi seorang jurnalis, moralis yang sejatinya melihat bagaimana dunia bekerja dari berbagai sisi, menjadi saksi sekelumit kisah peradaban yang rumit dan monoton, hitam dan putih, yang kemudian menarik untuk dibaca---tulisan. Jurnalisme dan media saat ini telah mengalami banyak transisi dari konvensional menuju kontemporer.
Media yang awalnya hanya sebagai penyedia warta cetak, kini juga menjadi penyedia warta berbasis online. Begitu juga bagi Jurnalis, perkembangan teknologi informasi seakan menjadi sebuah tantangan yang cukup berarti.
Jurnalis dituntut mampu bekerja dengan memadukan kemampuan antara prinsip kewartawanannya dengan perkembangan terkini seputar media kontemporer. Begitulah definisi Jurnalisme Kontemporer, Jurnalisme yang tak jauh dari kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi tak ayal membuat kondisi jurnalis dan jurnalisme berubah-ubah. Salah satu yang menandai berubahnya kondisi jurnalisme adalah datangnya berita-berita viral yang memberi isyarat bahwa saat ini Jurnalis tak lagi menjadi satu-satunya pemeran dalam penulisan dan penyebaran berita.
Maraknya beredar berita viral ini disebabkan oleh jurnalisme kontemporer, yakni citizen journalism, yang menjadikan masyarakat tak hanya berposisi sebagai konsumen yang pasif saja dalam menerima berita, akan tetapi juga bisa menciptakan media mereka sendiri.
Citizen journalism dianggap lebih dekat dengan masyarakat sebab menyajikan berita yang sedang hangat di masyarakat atau memuat suatu isu yang sedang viral. Yang jelas, kemasannya sangat ringan dan mudah diterima di telinga masyarakat. Inilah faktor utama yang membuat kondisi jurnalisme kontemporer berubah.
Media dan Jurnalis seakan dilema, harus mengikuti arus berita viral dan membahas isu yang sedang viral tersebut atau mempertahankan idealismenya dengan membuat struktur dan isi berita yang tetap seperti idealisme media tersebut. Tak ayal apabila pergeseran konsumsi masyarakat akan berita viral ini menyebabkan media semakin berebut mendapatkan hati konsumen karena kebutuhan mereka untuk berusaha menciptakan konsumen yang loyal.