Lihat ke Halaman Asli

BUDIAMIN

K5 ArtProject

Kebaikan dalam Keburukan

Diperbarui: 17 Oktober 2024   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

doc. pribadi

Di sebuah desa yang dikelilingi oleh sawah hijau dan bukit, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal adalah empat sahabat yang dikenal dengan sifat unik masing-masing. Kobar adalah optimis, Kahar selalu skeptis, Badu adalah jokester, dan Rijal adalah pengamat yang tajam. Suatu sore, mereka berkumpul di warung kopi Bu Tini sambil menikmati gorengan hangat dan secangkir kopi.

"Saatnya kita bahas hal serius, teman-teman," kata Kobar dengan semangat. "Pernahkah kalian berpikir tentang kebaikan dalam keburukan?"

Kahar mengangkat alis. "Kebaikan dalam keburukan? Seperti mana? Itu terdengar seperti kalimat bijak yang hanya bisa diucapkan orang tua di dalam pengajian."

Badu tertawa. "Oh, come on, Kahar! Maksudnya pasti ada sesuatu yang bisa kita angkat. Misalnya, saat kita terjebak dalam masalah, pasti ada pelajaran yang bisa dipetik."

Rijal yang lebih serius menanggapi, "Tapi kadang, keburukan itu tampak begitu menakutkan. Bagaimana bisa kita menemukan kebaikan di dalamnya?"

"Begini," Kobar mulai menjelaskan, "coba kita ingat kembali kejadian di desa kita beberapa waktu lalu. Ketika ladang kita dilanda hama. Semua orang panik, tetapi di balik itu, kita belajar untuk berkolaborasi dan saling membantu."

"Ah, itu hanya alasan untuk bergaul," potong Kahar. "Sebenarnya, semua orang marah dan saling menyalahkan. Apa yang baik dari situasi itu?"

Badu mencelah, "Tapi bukankah itu memicu rasa solidaritas? Kita semua bekerja sama untuk mengatasi hama itu. Kita sampai punya festival bersama untuk merayakan panen! Itu kan kebaikan?"

Kahar menggelengkan kepala. "Festival? Apa yang bisa kita rayakan dari panen yang gagal? Kita merayakan kegagalan, ya?"

Rijal mengangguk. "Tapi, Kahar, kadang kita perlu merayakan keberanian untuk bangkit. Dalam situasi terburuk, kita bisa menemukan cara untuk berinovasi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline