Muka kelabu di ujung jalan,
tertelan bising dan debu kota,
mencari remah keberuntungan
di antara roda-roda
yang tak pernah berhenti.
Di gang sempit,
nyawa dihitung
dengan piring kosong
dan dinding berlumut,
denting uang logam
menjadi lagu
yang tak terduga,
berirama pilu
tanpa jeda.
Siang terbakar matahari,
mengeringkan sisa-sisa peluh
yang merajut hari,
namun tak sampai
pada secercah terang,