Lihat ke Halaman Asli

BUDIAMIN

K5 ArtProject

Merubah Paradigma Seniman Daerah: Dari "Jago Kandang" ke Wawasan Global

Diperbarui: 14 Agustus 2024   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

doc. pribadi

Di berbagai daerah di Indonesia, terdapat fenomena seniman berbakat yang cenderung terjebak dalam mentalitas "jago kandang." Istilah ini menggambarkan seniman yang sangat kompeten dan dihormati di lingkungan lokalnya, namun kurang atau bahkan tidak mau membuka diri terhadap perkembangan dan tren seni di luar wilayah mereka. Meskipun kebanggaan lokal penting, mentalitas ini dapat menghambat pertumbuhan seniman, baik secara individu maupun kolektif. Untuk merubah paradigma ini, diperlukan pendekatan yang strategis dan sistematis agar seniman daerah dapat mengembangkan wawasan yang lebih luas dan berkompetisi di panggung seni yang lebih besar.

Mentalitas "jago kandang" sering kali berakar pada beberapa faktor. Salah satunya adalah kenyamanan yang diperoleh dari pengakuan lokal. Di komunitas yang lebih kecil, seorang seniman yang diakui akan merasa lebih dihargai dan memiliki status yang sulit dicapai di luar lingkungan mereka. Selain itu, keterbatasan akses informasi dan sumber daya sering kali membuat seniman daerah merasa cukup dengan apa yang ada di sekitar mereka. Faktor budaya dan tradisi lokal yang kuat juga dapat mendorong mereka untuk fokus pada bentuk seni tertentu yang kurang relevan atau kurang diminati di kancah nasional atau internasional.

Namun, sikap ini dapat membatasi potensi seorang seniman. Seni, sebagai bentuk ekspresi yang dinamis, berkembang dengan cepat di luar sana. Terjebak dalam lingkup yang sempit dapat membuat seniman ketinggalan zaman, sementara seni di tempat lain terus berinovasi dan menemukan bentuk-bentuk baru.

Langkah pertama untuk merubah paradigma ini adalah memberikan eksposur terhadap dunia luar. Seniman daerah perlu didorong untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mengeksplorasi perkembangan seni di luar lingkungan lokal mereka. Ini bisa dimulai dengan mengakses informasi melalui internet, mengikuti perkembangan seni di media sosial, dan berpartisipasi dalam pameran atau festival seni di luar daerah mereka.

Pemerintah daerah, institusi seni, dan komunitas setempat dapat memainkan peran penting dengan menyediakan platform bagi seniman daerah untuk mengakses pelatihan dan workshop yang diselenggarakan oleh seniman atau kurator dari luar daerah atau bahkan dari luar negeri. Edukasi seni yang berfokus pada pentingnya memahami tren global dan bagaimana mereka dapat diadaptasi atau diintegrasikan dengan kekhasan lokal bisa menjadi kunci dalam merubah cara pandang seniman.

Kolaborasi antar seniman dari berbagai daerah atau dengan seniman dari luar negeri bisa menjadi jembatan untuk membuka wawasan. Melalui kolaborasi, seniman daerah dapat belajar dari pengalaman dan perspektif baru, serta menemukan cara-cara baru dalam berkarya yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya kreativitas mereka tetapi juga memperkuat jaringan dan membuka peluang baru di dunia seni yang lebih luas.

Misalnya, proyek seni yang menggabungkan tradisi lokal dengan teknik dan konsep modern dari seniman lain dapat menghasilkan karya yang unik dan memiliki daya tarik lebih besar di pasar yang lebih luas. Kolaborasi juga dapat memperkenalkan seniman daerah kepada pasar dan audiens yang lebih besar, meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pengakuan di luar daerah mereka.

Keberanian untuk mencoba hal-hal baru dan berinovasi adalah kunci untuk mengatasi mentalitas "jago kandang." Seniman daerah harus didorong untuk bereksperimen dengan gaya, medium, dan konsep baru. Meskipun perubahan bisa menakutkan, inovasi adalah cara paling efektif untuk tetap relevan dan berkembang dalam dunia seni yang terus berubah.

Seni yang hanya berpegang pada tradisi tanpa evolusi bisa menjadi statis dan kehilangan relevansi. Sebaliknya, dengan mengintegrasikan elemen-elemen baru ke dalam karya mereka, seniman daerah tidak hanya menjaga warisan budaya tetap hidup tetapi juga memberinya kehidupan baru yang relevan dengan perkembangan zaman.

Lingkungan lokal perlu memberikan dukungan penuh terhadap seniman yang berani membuka diri terhadap perubahan. Pengakuan dan apresiasi dari komunitas setempat sangat penting untuk mendorong seniman terus berkembang. Program penghargaan, hibah, dan dukungan finansial untuk proyek-proyek seni inovatif dapat memberikan dorongan yang dibutuhkan seniman daerah untuk melangkah keluar dari mentalitas "jago kandang."

Keberhasilan seniman lokal di kancah yang lebih luas harus dirayakan sebagai inspirasi bagi seniman lain untuk mengikuti jejak mereka. Ini akan membantu membangun budaya di mana eksplorasi dan keterbukaan terhadap perkembangan baru dianggap sebagai tanda kemajuan, bukan pengkhianatan terhadap akar budaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline