Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Outlet Ini Mati karena Peneliti Pindah Instansi

Diperbarui: 19 November 2024   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Outlet yang sepi lalu mati (dokumen pribadi)

Mendekati akhir tahun 2023, gerai Toko Tani Jalan Tentara Pelajar (d/h Cimanggu Raya) Kota Bogor tutup sementara, karena hendak direnovasi.

Demikian yang tertulis di pagar besi akses masuk halaman toko yang sempat ramai pembeli. Ia menjual daging, sayur segar, buah, makanan beku. Komoditas berkualitas dengan harga lebih murah dibanding di pasar. 

Toko Tani Indonesia dibentuk pemerintah demi memutus mata rantai pasokan, sekaligus menjaga stabilitas harga pangan pokok.

Bersebelahan dengan kios koperasi, Toko Tani menempati satu bagian dari bangunan kantor milik Kementerian Pertanian. Satu bangunan dari kompleks gedung-gedung besar. Lembaga penelitian pertanian di Jalan Tentara Pelajar meneliti dan mengembangkan:

  • Tanaman pangan.
  • Tanaman obat dan rempah.
  • Pasca panen hasil pertanian.
  • Kehewanan.
  • Agroklimat.
  • Bio genetik pertanian.
  • Sosial ekonomi pertanian.
  • Dan lainnya.

Kompleks lembaga penelirian pertanian yang dibangun sejak 1817, dengan nama Land Platentuin Buitenzorg (sumber: bsip.pertanian.go.id)

Rupanya, Belanda telah memikirkan satu area ideal untuk kebun induk pohon industri dan tanaman pangan beragam varietas, kebun percobaan, gudang-gudang, lahan penjemuran hasil tanam, dan tentunya kantor pengelola serta penelitinya.

Jadi, terdapat tiga kelompok penelitian: tanaman industri (kopi, cengkeh, pala, dan lainnya), tanaman pangan (padi, jagung, dan sebagainya), dan veteriner (kehewanan).

Makanya, kebun-kebun jauh lebih luas ketimbang bangunan. Tidak hanya di Jalan Tentara Pelajar, tetapi kebun mencapai daerah Citayam, Kabupaten Bogor. Sayangnya, kebun-kebun tersebut kini sebagian beralih fungsi menjadi bangunan hunian. Baik jadi lahan perumahan pegawai maupun yang "dicaplok" oleh berbagai pihak.

Berapa luas lahan yang beralih fungsi? Pengurus aset negara pasti lebih mengetahuinya.

Pegawai kompleks lembaga penelitian pertanian makin tahun makin banyak. Bahkan pada satu masa mereka direkrut sebagai pegawai tanpa kompetensi cukup. Ada yang tidak mampu baca tulis, tidak punya ijazah, dan sebagainya. Aroma nepotisme amat kuat. Pejabat setempat merekrut anak, keponakan, dan kerabat dari kampung halaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline