Jalan kaki merupakan satu upaya murah dan mudah untuk mengurangi risiko terkena gangguan jantung.
Bagaimana ceritanya?
Senin baru lalu. Sebelum memasuki kamar dokter spesialis saraf, perawat menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, serta menanyakan perihal alergi obat dan keluhan.
Dalam tiga bulan terakhir timbangan naik tiga kg, sehingga bobot menjadi 68 kilogram.
Tekanan darah cenderung tinggi dalam dua bulan terakhir, yakni 140/90 mmHG. Ini yang jadi masalah. Dokter akan menanyakan banyak hal, termasuk pola makan.
Saya tidak memiliki riwayat alergi obat. Kepada perawat hanya mengeluhkan bahwa sekarang gampang capek.
Makanya, belakangan saya tidak setiap hari olahraga berjalan kaki. Bisa dua hari sekali atau lebih. Apalagi jika sedang "M."
Bukan! Bukan yang itu, tetapi penyakit M alias malas. Ditambah, saya merasa kurang semangat.
Atas keluhan mudah capek, dokter memberikan rujukan ke dokter spesialis jantung. Di situlah saya mulai deg-degan.
Hari berikutnya, dokter membaca hasil elektrokardiogram (EKG) dan menyatakan bahwa aktivitas listrik jantung normal.