Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Bambu Runcing Kuning Gading

Diperbarui: 21 Agustus 2024   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bambu Runcing(Wikimedia Commons), gambar diunduh dari kompas.com

"Bambu runcing lawan pasukan bersenjata api, bagaimana mungkin?" Fairel mengernyitkan dahi

"Dengarkan kelanjutan cerita ini"

***

Hari itu. Tanggal 17 Agustus 1945. Tepat pukul sepuluh pagi waktu Indonesia bagian barat. Ir. Soekarno mengikrarkan kemerdekaan Indonesia kepada seluruh wilayah di Indonesia dan dunia. Pembacaan teks proklamasi terlaksana di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Timur.

Namun, maklumat tersebut tidak serta menghentikan nafsu penjajah untuk menguasai tanah Indonesia. Tidak!

Mereka enggan dan tidak sudi mengakui kemerdekaan Indonesia. Malahan, hendak menguasai kembali wilayah Ibu Pertiwi.

Sekutu ingin mengambil alih daerah yang ditinggalkan Jepang usai kalah perang. Dengan membonceng sekutu, pasukan Belanda bertekad mengibarkan kembali bendera Merah-Putih-Biru di tanah Indonesia.

Mengetahui kedatangan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration), bangsa Indonesia tidak menerima begitu saja. Berbagai perlawanan dilakukan oleh para pejuang demi mempertahankan proklamasi kemerdekaan.

Tidak hanya itu. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan juga dilakukan untuk melawan sisa-sisa pasukan Jepang yang masih bersenjata.

Di berbagai daerah terjadi perjuangan melawan penjajah. Misalnya, pertempuran di Semarang, Surabaya, Ambarawa (Palagan Ambarawa), Bandung (Bandung Lautan Api), Tabanan Bali (Puputan Margarana), Medan Area, Yogyakarta (serangan umum 1 Maret 1949).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline