Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Pedagang Kecil yang Bisa Berkurban setelah Bebas dari Utang

Diperbarui: 26 Juni 2024   07:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penjual gorengan (diunduh dari KOMPAS.COM/ IRA GITA)

Seorang pedagang kecil kini bisa bernapas lega, menjalankan usaha dengan lebih santai tanpa perlu mengurai benang kusut di dalam kepalanya.

Sebuah titik balik dalam hidupnya terjadi karena gugatan putra semata wayangnya.

"Buk. Kalau ibuk mati, siapa yang bayar utang-utang? Aku kan masih SD, belum sangguplah menanggung utang ibuk."

Hati orang tua tunggal itu mendadak tersayat sembilu. Perih membuat matanya basah.

***

Setahun lalu saya mendengar langsung bahwa wanita penjual gorengan, lontong bumbu, dan nasi uduk itu mengatakan "tidak" kepada petugas yang keluar masuk gang menawarkan pinjaman. Bank keliling! Lazim disebut bangke oleh warga setempat.

Sudah sekian lama ia tidak mau berutang dengan alasan apa pun kepada orang-orang yang door to door menawarkan pinjaman.

Syaratnya ringan. Proses realisasinya cepat. Tidak perlu agunan. Pengembaliannya (pokok + bunga) bisa harian.

Bangke menjadi favorit pedagang kecil, sekalipun mengenakan suku bunga super tinggi. Silakan hitung sendiri dari tabel di bawah ini, berapa besar biaya bunga bangke.

Foto brosur sebuah bank keliling (dokumen pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline