Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Bisnis Kuliner yang Tutup karena Faktor Nonteknis

Diperbarui: 18 Juni 2024   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (KOMPAS.com)

Pagi sudah banyak pembeli, yang makan di tempat pun membungkus makanan. Sayang warung tutup pas lagi ramai-ramainya.

Sebetulnya pada bulan Oktober mendatang, warung genap tiga tahun menempati halaman rumah saya.

Beberapa waktu lalu, pengelolanya memberitahukan bahwa ia akan menutup lapak penjualan penganan sarapan mulai bulan Juni.

"Warung Emak" menjual nasi uduk, pecel/gado-gado bumbu ulek, ketoprak, lontong sayur, buras (lontong isi sayur/oncom), dan aneka gorengan.

Makanan untuk sarapan pagi yang lazim ditemukan di Bogor. Penganan yang umum diterima oleh lidah khalayak pembeli.

Selain rasa pas, ia menjual produk dengan harga terjangkau. Rp 5-12 ribu untuk makanan. Satu potong gorengan Rp1.000.

Lapak terletak di satu sudut simpangan jalan dan dekat dengan kantor pemerintah. Meskipun bukan di tepi jalan raya, sedikit masuk ke jalan kompleks perumahan, lokasinya lumayan strategis.

Jadi, selain warga perumahan, pelanggan Warung Emak adalah pegawai kantor sekitar, pengemudi ojol sepeda motor, dan para pelintas.

Pagi hari merupakan puncak penjualan.

Pegawai berteriak dari balik pagar kantor memesan menu sarapan. Pembeli lain makan di tempat. Pengantar anak sekolah membawa kotak makan untuk diisi nasi uduk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline