Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Mereka Memaknai Cucurak dengan Cara Keliru

Diperbarui: 10 Maret 2024   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga Bogor, Jawa Barat, menggelar tradisi cucurak di Kebun Raya Bogor.(KOMPAS.COM/RAMDHAN TRIYADI BEMPAH)

Sekelompok orang melakukan cucurak dengan cara keliru. Menyimpang dari kelaziman yang dapat mengurangi makna penyambutan Ramadan.

Bagi warga Bogor tradisi cucurak merupakan bagian tidak terpisahkan ketika menyambut kedatangan Ramadan (kompas.com).

Cucurak adalah kumpul-kumpul dengan keluarga atau teman. Dalam kesempatan itu ada acara makan-makan.

Sebagian warga menyajikan hidangan ikan asin, tahu tempe, lalap dan sambel, serta nasi liwet di atas hamparan daun pisang utuh.

Tidak sedikit yang makan-makan menggunakan peralatan piring dan semacamnya, untuk melahap aneka suguhan.

Paling mudah kendati untuk itu butuh biaya lebih, ada juga mereka yang mengadakan cucurak di restoran.

Artinya, cucurak bisa dilakukan di mana saja dengan hidangan apa saja. Terpenting adalah maknanya: bersilaturahmi dan menyatakan kegembiraan menyambut Ramadan.

***

Di sekitar kantor-kantor dinas satu pemerintahan kabupaten ada "pasukan penagihan", sejumlah orang yang terbiasa menjalankan proses penagihan atas satu pekerjaan (proyek) milik Pemda.

Mereka juga memiliki kedekatan dengan pegawai yang berkaitan dengan pembayaran proyek. Tentu saja pasukan penagihan sangat memahami besaran isi amplop untuk tiap-tiap meja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline