Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Blaming, Perilaku Toksik yang Harus Disingkirkan

Diperbarui: 9 Maret 2024   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Blaming (menyalahkan) oleh Yan Krukau dari pexels.com

Bulog menyalahkan orang Eropa yang ikut-ikutan mengonsumsi nasi, di balik kenaikan harga beras global. Kira-kira begitu dalih yang disampaikan oleh Direktur Bisnis Bulog Febby Novita pada Rabu (28/2/2024).

Menurutnya, orang Eropa memborong beras Thailand dan Vietnam. Mereka yang sebelumnya mengonsumsi olahan gandum, kini mulai makan nasi.

Itu berpengaruh terhadap kenaikan harga beras dunia, selain dampak El Nino terhadap produktivitas lahan pertanian dan kondisi geopolitik global.

Sebaliknya Analis Kebijakan Pangan Syaiful Bahari mengatakan pada Senin (26/2), ada penurunan harga beras di negara penghasil. Gambarannya: di Vietnam Rp9,530 juta per ton atau Rp9.350/kg, dibanding HET/harga eceran tertinggi beras premium lokal Rp13.900/kg.  

Berita lengkapnya dapat dibaca di "Dalih Bulog soal Beras Mahal: Sekarang Orang Eropa Juga Makan Nasi".

Barangkali dalih disampaikan sebagai mekanisme pertahanan diri untuk menutupi rasa tidak nyaman, akibat ia atau institusinya tidak berhasil meredam lonjakan harga beras.

***

Dalam dunia kerja blaming kadang terjadi. Kebiasaan menyalahkan yang toksik.

Tidak jarang kita cenderung menyalahkan keadaan atau orang lain, manakala hal-hal tidak berjalan sebagaimana seharusnya.

Kemudian blaming menimbulkan rasa tidak mengenakkan di antara anggota tim. Membuat tidak produktif. Oleh karena itu, kebiasaan menyalahkan harus disingkirkan jauh-jauh.

Satu ketika saya memimpin satu tim, yang akan mendapatkan satu proyek besar bila berhasil memenangkan lelang. Investor sudah ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline